Ngobrol Santai dengan Warga Jember yang Dipasung: dari Bisikan Gaib hingga Didatangi Wali Allah

Orangtua Syamsul Arifin, Pak Syahid, saat ditemui tim kreator Brichio.com, Rabu (12/7/2023). (Foto: Tim kreator Brichio.com)
Orangtua Syamsul Arifin, Pak Syahid, saat ditemui tim kreator Brichio.com, Rabu (12/7/2023). (Foto: Tim kreator Brichio.com)

Brichio.com, JEMBER – Syamsul Arifin, warga Dusun Sukmoilang, Desa Pace, Kecamatan Silo, Kabupaten Jember, Jawa Timur, sudah 11 hari ini dipasung oleh keluarganya sendiri di sebuah kamar kumuh yang dipenuhi sampah plastik.

Dia dipasung lantaran mengamuk layaknya orang yang mengalami gangguan jiwa, dengan membanting perabotan hingga merusak sepeda motor miliknya.

Tubuhnya yang cukup besar membuat keluarganya kesulitan untuk menangkapnya, bahkan sampai ada 6 orang yang turun tangan untuk memasungnya.

Ayah Syamsul, Pak Syahid, menceritakan bahwa anak sulungnya ini masih mampu berkomunikasi dengan normal kepada semua orang yang menemuinya.

Namun sayangnya, apa yang ia bicarakan kebanyakan terbilang tidak masuk akal alias ngelantur, bahkan lebih ke takhayul.

Untuk memastikan itu, tim kreator Brichio.com mencoba menemui Syamsul langsung di tempatnya dipasung.

Saat memasuki kamar berukuran 2×3 itu, tim kreator mengucap salam kepadanya, dan ia pun menjawab salam dari tim kreator dengan sangat fasih dan penuh senyum.

Secara mengalir, Syamsul bercerita panjang lebar kepada tim kreator tentang sepenggal kisah hidupnya, mulai dari pahitnya penderitaan yang ia rasakan hingga bisikan gaib dan sering didatangi para Wali Allah secara bergantian.

Di hari itu, sehari sebelum ia dipasung, ia sempat pergi ke Gunung Gumitir untuk menenangkan diri sembari menikmati segelas kopi di sebuah warung, tepatnya di sebelah barat Batu Ampar.

Usai minum kopi, menjelang sore, Syamsul bergeser ke Batu Ampar dan duduk diatasnya untuk memenuhi hasrat spiritualnya.

Secara kebetulan, ia duduk tepat di sebelah seorang lelaki paruh baya yang lebih dulu datang dan bersila dengan wajah penuh ketenangan.

Tidak lama berselang, pria itu lantas berdiri dari tempat duduknya dan meninggalkan tempat itu secara berlahan.

Tatkala pria itu turun dari atas Batu Lapak, tak sengaja pakaiannya tersingkap hingga nampak kakinya yang putih dan bersih.

Syamsul pun yang melihat kakinya sempat dibuat kagum olehnya, hingga terbesit di hati Syamsul bahwa pria paruh baya yang baru saja meninggalkan tempat keramat itu adalah orang suci atau Wali Allah yang tidak lepas wudhu.

Tak lama berselang, Syamsul pun merasakan kakinya kram, lantas ia memutuskan untuk kembali pulang meninggalkan Batu Ampar.

Setibanya di rumah, tiba-tiba Syamsul selalu merasakan adanya suara gaib yang berbisik kepadanya.

Begitu pun saat ia tertidur, beberapa Wali Allah juga kerapkali datang menghampiri dan menyapanya.

Paginya, ia merasa bahwa ada sebuah suara berisik yang sangat menggangu telinganya, semacam suara sepeda motor yang menderung nyaring hingga memekikkan telinga.

Tak tahan mendengar bunyi bising itu, lantas Syamsul membanting kursi yang ada di rumahnya dengan maksud agar suara knalpot itu hilang.

Namun bukannya sesuai harapan, Syamsul malah dipegang oleh segelintir orang yang tak lain adalah ayah dan saudaranya sendiri, kemudian mengikat Syamsul didalam kamar bagian belakang rumah.

“Karena yang melakukan itu adalah orang tua saya, jadi saya pasrah saja. Tapi saya tahu, saya tidak melakukan apa-apa. Ya, mau gimana lagi,” ucap Syamsul saat berbincang-bincang dengan tim kreator Bakda Isya pada Rabu, 12 Juli 2023.

Syamsul juga bercerita bahwa ia sering didatangi Wali Allah yakni Almarhum Kiai As’ad beserta putranya, Kiai Muhammad Kholil As’ad, lewat mimpi maupun secara langsung.

Khusus Kiai Kholil, Syamsul melihat jelas dengan kasat mata bahwa ulama karismatik ini berada di hadapannya, bahkan menawarkan kepada Syamsul tentang apa saja yang ia inginkan.

“Apa yang kamu inginkan? Sampaikan pada saya. Begitu kata Kiai Kholil. Itu datang langsung kepada saya,” demikian penuturan Syamsul.

Sementara Ibu Syamsul, Slama, mengatakan jika Syamsul memang sering berbicara seperti itu kepada setiap orang yang menghampirinya.

“Itu yang nampak di pandangan dia, padahal tidak ada apa-apa (tidak ada Kiai Kholil maupun Almarhum Kiai As’ad yang datang – red),” ucap Slama.

Beda halnya dengan yang dikatakan oleh ahli spiritual kepada Slama menyebutkan Lora.

Setelah dipasung, keluarga Syamsul, tidak tinggal diam melihat anaknya seperti ini, lantas mereka mencoba Mecari obat alternatif dengan mendatangi salah seorang ahli spiritual yang mereka sebut Lora.

Slama mengungkapkan, menurut penuturan Lora, putra sulungnya ini justru tidak kuat menahan beban spiritual dari amalan (bacaan atau mantra) yang ia baca sendiri.

Akibatnya, Syamsul menjadi kehilangan kesadaran, yang ia ingat hanyalah sosok orang-orang yang ia kagumi seperti para wali atau ulama karismatik.

“Dia sering nyebut nama para ulama itu. Dia juga sering bilang ke orang-orang kalau dia itu sering ketemu mereka. Padahal itu hanya bayang-bayang dia saja,” ungkap Slama.

Setelah berbincang-bincang dengan kedua orang tua maupun Syamsul sendiri, tim kreator Brichio.com lantas pamit undur diri.

Sesaat setelah itu, kabar tentang pria malang ini naik ke pemberitaan di salah satu media online dan trending seketika.

Kabarnya, Kepala Lingkungan Pondok Sosial (Liposos) Dinas Sosial Jember, Agus Widodo, langsung mengatur jadwal asesmen hari ini, Kamis, 13 Juli 2023 pagi.

Demikian juga dengan Kepala Dinas Sosial Jember, Achmad Helmi Luqman, akan turut hadir atau menugaskan bawahannya untuk segera melakukan asesmen.

Syamsul Arifin dipasung sejak 11 hari lalu, tepatnya pada Senin, 3 Juli 2023, oleh keluarganya karena mengamuk layaknya orang yang terkena gangguan jiwa.

Penulis: Zainul Hasan | Editor: Hermanto