Kemenag Genjot Kualitas Pendidikan di Jember, Targetkan Madrasah Sejajar Sekolah Umum

Direktur Kurikulum Kementrian KSKK Sidik Sisdiyanto, bersama PLT kemenag Jember Muhammad Muslim. (Foto: Istimewa)
Direktur Kurikulum Kementrian KSKK Sidik Sisdiyanto, bersama PLT kemenag Jember Muhammad Muslim. (Foto: Istimewa)

JEMBER – Kemenag RI serius meningkatkan kualitas pendidikan di madrasah.

Hal ini dibuktikan dengan peresmian 6 gedung kelas baru di MAN 3 Jember, Rabu (11/9/2024).

Peresmian itu menandai langkah nyata dalam pemerataan fasilitas pendidikan di tingkat madrasah.

Direktur Kurikulum, Sarana, Kelembagaan, dan Kesiswaan (KSKK) Madrasah Direktorat Jendral Pendidikan Islam Kemenag RI, Sidik Sisdiyanto, dalam sambutannya menegaskan bahwa madrasah kini sejajar dengan sekolah umum, bahkan dalam hal kualitas, madrasah sudah tidak lagi “kelas dua”.

“Kalau (masih ada) kalimat madrasah itu lambat berkembang itu salah. Madrasah sekarang itu sudah sepadan dengan sekolah umum lainnya, bahkan secara kualitas kita sudah tidak lagi kelas dua,” tegas Sidik.

Strategi Peningkatan Kualitas Madrasah

Sidik memaparkan strategi yang diterapkan Kemenag untuk meningkatkan kualitas madrasah.

Salah satunya adalah dengan memberikan pembekalan kompetensi yang cukup kepada guru-guru.

“Tapi memang, kami terus meningkatkan upaya-upaya dengan cara memberikan pembekalan kompetensi yang cukup kepada guru-gurunya, dan melengkapi sarana belajarnya. Dengan melengkapi sarana belajar itu yang sudah digitalis, semuanya akan menggunakan teknologi, atau istilahnya melek teknologi,” jelas Sidik.

Selain itu, Kemenag juga fokus pada pengadaan sarana dan prasarana belajar yang memadai dan berbasis teknologi.

Hal ini sejalan dengan upaya untuk menjadikan madrasah sebagai lembaga pendidikan yang modern dan siap menghadapi tantangan zaman.

Kolaborasi dan Dukungan untuk Madrasah

Menariknya, Kemenag tidak hanya mengandalkan anggaran negara dalam upaya meningkatkan kualitas madrasah.

Sidik menekankan pentingnya kolaborasi dengan berbagai pihak, termasuk komite sekolah dan stakeholder lain.

“Kami juga berkolaborasi dengan sumbangan komite. Kami pun juga mencari stakeholder lain, pemangku kebijakan di tempat lain, untuk bersama-sama membangun madrasah ini dari segala lini,” ungkapnya.

Dukungan juga datang dari pimpinan madrasah yang dituntut untuk lebih kreatif dalam mengelola dan mengembangkan madrasah.

“Pimpinan madrasah saat ini juga harus dituntut kreatif. Kemudian tadi saya ngobrol dengan Pak Kemenag, supportnya juga lumayan bagus. Pak Kemenag mencarikan peluang untuk bisa membangun, kemudian mengembangkan sarana prasarana yang ada di madrasah ini,” tambah Sidik.

Potensi dan Sinergi di Jember-Lumajang

Plt Kepala Kantor Kemenag Jember, Muhammad Muslim, juga menyampaikan pandangannya mengenai perkembangan madrasah di wilayah Jember-Lumajang.

Ia menegaskan bahwa wilayah ini kini menjadi parameter perkembangan madrasah di Jawa Timur.

“Kalau dibilang (perkembangan madrasah) tidak tampak itu persepsi yang tidak benar. Di Jember dan Lumajang sekarang. Banyak SD tutup, pindahnya ke madrasah. Sekarang re-grouping di SD itu sudah makin besar-besaran,” ungkap Muslim.

Muslim juga menekankan bahwa digitalisasi di madrasah sudah berjalan dengan baik. 

“Sekarang digitalisasi di madrasah sudah jalan dan lebih baik,” sambungnya.

Inisiatif Penerbitan Buku untuk Madrasah

Kemenag juga memiliki inisiatif untuk menerbitkan sekitar 1000 buku yang akan melibatkan sekitar 1500 guru dan siswa sebagai kado ulang tahun Kemenag ke-79 pada tanggal 3 Januari 2025 mendatang.

Buku-buku tersebut beragam, mulai dari buku pelajaran hingga buku fiksi dan nonfiksi maupun buku-buku lain yang sifatnya bisa bermanfaat untuk tenaga pendidik maupun siswa-siswi. 

“Bahkan kita akan coba mencapai rekor muri di akhir tahun ini, dengan penerbitan 1000 buku untuk tingkat madrasah yang pertama kalinya ini,” sambungnya.

Madrasah Berkembang, Budaya Literasi Tercapai

Dengan peningkatan mutu sarana prasarana dan budaya literasi yang digalakkan, madrasah di Jember siap untuk terus berkembang dan melahirkan generasi penerus yang berkualitas.

“Untuk fasilitas pendidikan itu terus dilakukan baik dari kemenag pusat, provinsi maupun daerah. Karena kita tidak seperti Pemkab yang punya APBD, itu beda. Anggaran kita lebih kecil, tapi kita juga punya komite dan kerjasama dengan pihak-pihak ketiga,” tutur Muslim.

Suara Siswa Terdengar Melalui Podcast

Sebagai bentuk respon terhadap aspirasi siswa, Kemenag juga membuka ruang bagi siswa untuk menyampaikan keluh kesah dan keinginan mereka melalui podcast.

“Tidak hanya itu saja, pihak kementerian dan juga kemenag di ajak langsung podcAst oleh para murid agar keluh kesah dan keinginan tersebut bisa diraih,” jelas Muslim.

Salah satu topik yang dibahas dalam podcast adalah tentang sekolah yang nyaman dan ramah anak.

Siswa juga menyampaikan keinginan untuk memiliki gedung cafe yang buka pagi sampai malam agar mereka bisa belajar dengan nyaman di tempat yang nyaman.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *