JEMBER – Desa Mrawan di Kecamatan Mayang Kabupaten Jember sering menjadi sorotan publik.
Pasalnya, sejak desa ini dipimpin Salim, banyak persoalan yang mencuat ke permukaan.
Sekitar empat bulan lalu, tanah sempadan di desa ini menjadi perbincanngan hangat lantaran disinyalir diklaim sepihak oleh pihak desa.
Menyusul kemudian polemik penjegalan Sound System Horeg pada acara perayaan HUT ke-79 RI, sehingga memantik reaksi warga untuk menggeruduk rumah Salim belum lama ini.
Sorotan negatif terhadap kebijakannya terus mengalir secara masif, sedangan prestasi yang dicapai sekalipun belum pernah terdengar.
Hari ini, Senin (26/8/2024), Desa Mrawan kembali disorot publik dan media.
Masyarakat kembali mengeluhkan sikap Salim yang kurang transparan dalam mengelola pajak.
Selain itu, yang tidak kalah penting adalah sorotan terhadap sikap Salim yang tidak memenuhi undangan dari Kantor Pertanahan Jember.
Padahal dalam kesempatan tersebut pihak pertanahan akan membicarakan tentang program Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap (PTSL).
Warga Mrawan sangat menyesalkan hal ini, mengingat program PTSL sangat membantu, khususnya bagi masyarakat menengah ke bawah.
Beruntung kali ini ia mau mendengarkan aspirasi masyarakat yang mendesaknya untuk segera bersurat ke Badan Pertanahan Nasional (BPN) perihal PTSL.
“Itu merupakan program untuk kepentingan masyarakat Desa Mrawan, dan sekarang sudah dikeluarkan surat permohonan terhadap pertanahan yang dibawa oleh masyarakat,” ucap Salim singkat.
(Penulis: Zainul Hasan / Zona Indonesia)