JEMBER – PC Kopri PMII Jember menggelar audiensi dengan Bupati Jember, Hendy Siswanto, guna mengevaluasi penerapan Perda Kabupaten Layak Anak yang telah diterapkan sejak 14 April 2023 lalu.
Ketua PC Kopri PMII Jember, Isna Asaroh, menyampaikan berbagai aspirasi terkait beberapa indikator yang perlu diperbaiki.
“Tadi kita membahas banyak tentang penerapan Perda Kabupaten Layak Anak di Kabupaten Jember yang sudah kurang lebih satu tahun,” ujar Isna.
Dalam kesempatan tersebut, Isna menyoroti beberapa masalah seperti angka putus sekolah dan pernikahan dini yang masih tinggi di Jember.
Selain itu, angka stunting di Jember menjadi perhatian utama, karena menjadi yang tertinggi di Jawa Timur.
“Kemudian juga ada angka stunting yang masih tinggi di Jember dan bahkan menjadi nomor satu di Jawa Timur, dan itu jadi salah satu aspirasi kami,” tambahnya.
Menanggapi hal tersebut, Bupati Jember, Hendy Siswanto, menyampaikan apresiasi atas kepedulian mahasiswa terhadap penerapan Perda ini.
Ia menekankan pentingnya keterlibatan generasi muda dalam evaluasi kebijakan pemerintah daerah.
“Hasil pertemuan hari ini dengan penuh seperti apa, yang pertama saya terima kasih kepada adik-adik mahasiswa dari PMII, khususnya Kopri, dan ini suatu kebanggaan buat kami karena mereka semua adalah penerus-penerus bangsa,” ungkap Hendy.
Ia juga menyebutkan bahwa capaian terkait Perda Kabupaten Layak Anak menunjukkan hasil positif yang cukup signifikan.
“Kalau buat kami capaian itu adalah sekedar capaian saja. Tapi esensinya adalah praktik lapangannya, harus betul-betul konkret,” kata Hendy.
Dia juga menyampaikan bahwa Pemkab Jember sudah mengerjakan seluruh indikator yang menjadi dasar penilaian sebagai Kabupaten Layak Anak, meskipun hasilnya belum sepenuhnya maksimal.
“Yang penting dalam hal ini, capaian positifnya sudah ada. Karena untuk mencapai Kabupaten yang Layak Anak, termasuk akses yang tidak sekolah, termasuk akte kelahiran. Semua ini adalah bagian dari kerja kita bersama-sama, bukan hanya Pemkab,” pungkas Hendy.