Gus Fawait Dicegal Jadi Bupati Jember: Difitnah Halangi Pencairan Insentif Guru Ngaji

Gus Fawait bersama tim pemenangan dalam acara Refleksi Hari Santri Nasional, Senin (21/10/2024, malam. (Foto: Zainul Hasan)
Gus Fawait bersama tim pemenangan dalam acara Refleksi Hari Santri Nasional, Senin (21/10/2024, malam. (Foto: Zainul Hasan)

JEMBER – Jalan Muhammad Fawait untuk menjadi Bupati Jember tidak berjalan mulus, meski telah mendapat dukungan kuat dari masyarakat.

Hal itu terlihat dari serangkaian serangan yang dilancarkan oleh lawan politiknya kepada Gus Fawait belakangan ini.

Ironisnya, serangan tersebut tidak menyasar pada program atau visi dan misinya, melainkan lebih kepada isu-isu personal dan black campaign.

Ketua Tim Pemenangan Gus Fawait-Djoko, Gogot Cahyo Baskoro, mengungkapkan adanya upaya sistematis untuk menjatuhkan kandidat yang berasal dari kalangan santri ini.

Gogot juga menjelaskan bahwa berbagai isu telah dipelintir untuk menciptakan citra negatif terhadap Gus Fawait.

“Isu-isu itu memang direkayasa secara masif, terstruktur, dan sistematis,” ujar Gogot dalam acara refleksi Hari Santri yang digelar di Desa Sidomulyo, Senin (21/10/2024), malam.

Ia mencontohkan isu yang dipolitisasi terkait insentif guru ngaji di Kabupaten Jember.

“Ada yang memelintir bahwa insentif guru ngaji tertunda karena desakan dari tim kampanye Paslon 02. Itu sama sekali tidak benar,” tegasnya.

Gogot menambahkan, tuduhan tersebut hanyalah bagian dari strategi lawan politik untuk menggagalkan cita-cita Gus Fawait.

“Ini adalah upaya untuk menghalangi seorang santri menjadi bupati. Tapi kami tidak akan tinggal diam. Kami akan melawan dengan cara yang baik dan santun,” tambahnya.

Tim kampanye Gus Fawait-Djoko akan fokus mengajak masyarakat Jember untuk mendukung Paslon nomor 2 pada pemungutan suara 24 November 2024 nanti.

Mereka tetap optimis bahwa dukungan masyarakat Jember akan semakin kuat meskipun serangan black campaign dari lawan semakin gencar.

Dalam kesempatan yang sama, Gus Fawait menyatakan bahwa serangan personal dari lawan tidak mengganggu fokusnya dalam berkampanye.

Dengan sikap dewasa, Gus Fawait menunjukkan ketenangan menghadapi berbagai serangan tersebut.

“Kalau kita diolok-olok, dihina, difitnah, kita senyumin saja, kita selawatin saja,” ungkapnya sambil tersenyum.

Sebagai seorang santri, Fawait memiliki pandangan bahwa perjuangannya tidak hanya untuk diri sendiri, tetapi juga untuk seluruh masyarakat Jember.

Ia yakin bahwa keberhasilannya akan membawa perubahan positif bagi Jember, termasuk kalangan pesantren yang selama ini termarginalkan.

“Kalangan santri pernah memiliki presiden, Gusdur. Tapi Jember belum pernah punya bupati dari kalangan santri. Insya Allah tahun depan sudah ada,” pungkas Gus Fawait.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *