JEMBER – Warga Desa Cakru, Kecamatan Kencong, Kabupaten Jember, merayakan Hari Ulang Tahun Republik Indonesia (HUT) ke-79 Republik Indonesia dengan cara yang tak biasa.
Mereka menggelar upacara bendera di situs peninggalan sejarah bernama Benteng Pelindungan atau Pendem, sebuah bukti nyata semangat patriotisme dan kecintaan terhadap sejarah.
Upacara yang dipenuhi dengan makna mendalam ini diikuti oleh hampir 500 warga, mulai dari anak-anak hingga dewasa.
Mereka mengenakan pakaian sehari-hari, dengan beberapa di antaranya mengenakan baju pahlawan dan baju zaman penjajahan, sebagai simbol perjuangan merebut kemerdekaan dari tangan penjajah.
“Kami pakai baju seadanya, dan ada juga pakai baju adat dan pahlawan, hal ini kita lakukan demi menyambut dan gegap gempita kemerdekaan yang harus kita jaga hingga mati,” ujar Sawaburohman, salah seorang warga yang ikut berpartisipasi dalam upacara.
Suasana khidmat dan penuh semangat menyelimuti upacara.
Lantunan bait-bait kemerdekaan menggema di lokasi peninggalan sejarah, mengingatkan semua yang hadir akan perjuangan para pahlawan yang telah gugur demi kemerdekaan Indonesia.
Kepala Desa Cakru, Heny Indaryati, mengungkapkan rasa bangganya atas terselenggaranya kegiatan ini.
“Bagi kami pemerintahan desa sangat mendukung hal ini, karena selain masyarakat bisa bersatu padu juga ini sebagai sarana pengenalan kepada publik perihal situs sejarah dan anak anak juga sebagai sarana edukasi, kedepan kegiatan ini akan kami tambah meriahkan,” ungkapnya.
Senada, Ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Desa Cakru, Baharudin Amad Tiyohadi, juga mengungkapkan rasa syukurnya atas antusiasme masyarakat.
“Alhamdulillah ada kurang lebih 500 peserta dari semua masyarakat dan juga anak didik sekolah dan juga Berbagai pihak. Bagi kami hal ini cukup luar biasa, karena selain bisa mengenalkan sejarah situs pelindungan agar masyarakat paham arti sejarah, makanya untuk upacara kemerdekaan kita taruh ditempat ini,” jelasnya.
Yopi Setyohadi, ahli sejarah dan pegiat wisata heritage asal Kecamatan Kencong, menjelaskan bahwa di Kecamatan Kencong terdapat 17 situs peninggalan sejarah Jepang, termasuk Benteng Pelindungan di Desa Cakru.
“Ini pada masa perang dunia ke 2 Tahun 1942-1945. Fungsinya yaitu tempat pelindungan atau pertahanan, mulai dari bande alit sampai paseban ada 50 dan bertitik pusat ada 17 di kencong dan menghadap ke selatan semua. Pelindugan jepang setingkat batalyon, disalah satu tempat bernama buntai dan pernah digunakan waktu tentara PETA setelah Jepang kalah,” jelasnya.
Upacara bendera di situs sejarah ini bukan hanya sebuah perayaan kemerdekaan, tetapi juga menjadi momen penting untuk mengenalkan sejarah kepada generasi muda, sekaligus menumbuhkan rasa cinta tanah air dan semangat patriotisme.