BANYUWANGI – Ritual adat Suku Osing Kemiren, Banyuwangi, yang dikenal sebagai Barong Ider Bumi, telah menjadi tradisi yang dilakukan setiap tahun oleh masyarakat desa tersebut.
Kegiatan ritual ini dilaksanakan pada hari kedua Idul Fitri atau setiap 2 Syawal. Pada tahun ini, ritual tersebut digelar pada Sabtu, 13 April 2024.
Barong Ider Bumi merupakan kegiatan ritual yang telah dilakukan secara turun temurun oleh masyarakat adat suku Osing Kemiren.
Ritual ini merupakan ungkapan syukur kepada Tuhan dengan mengelilingi bumi atau tempat di mana mereka berpijak.
Menurut sejarah, ritual Barong Ider Bumi pertama kali dilakukan sekitar tahun 1840, ketika Desa Kemiren dilanda wabah penyakit yang disebut paceklik dan menyebabkan banyak warga meninggal dunia.
Acara utama ritual ini dimulai dengan penarikan kupat berisi beras kuning, yang kemudian diikuti dengan tarian barong yang berkeliling di jalan sampai batas Desa Kemiren.
Kegiatan ini dihadiri oleh berbagai tokoh penting, antara lain Sugirah selaku wakil Bupati Banyuwangi, Dr. Taufik selaku Dewan Kesenian Banyuwangi, AKP Pudji selaku Kapolsek Glagah, dan Camat Glagah.
Sugirah, dalam kesempatan tersebut, mengapresiasi keguyuban masyarakat Kemiren dalam melestarikan budaya mereka yang telah diwariskan secara turun temurun.
Ia berharap agar generasi muda juga turut menjaga dan melestarikan budaya dan adat istiadat Osing agar tetap lestari di masa depan.
“Kemiren sudah lama menjadi jantung budaya Banyuwangi,” ucap Sugirah.
Dr. Taufik, sebagai perwakilan Dewan Kesenian Banyuwangi, juga menyampaikan harapannya agar tradisi ini tetap dilanjutkan dan dilestarikan di Desa Kemiren.
“Lestarikan acara tahunan ini, mengingat Banyuwangi sudah menjadi Kabupaten Festival terbaik,” ungkap Taufik.
Acara Barong Ider Bumi di Desa Kemiren ini berlangsung meriah dan dihadiri oleh penduduk sekitar, wisatawan lokal, bahkan wisatawan asing, termasuk salah satunya dari negara Jerman.
Setelah barong berkeliling, acara ditutup dengan acara selamatan makan-makan.
Ritual Ider Barong Bumi Jadi Tradisi Setiap Tahun di Desa Kemiren Banyuwangi telah menjadi bagian penting dari kehidupan masyarakat Osing Kemiren.
Diharapkan tradisi ini akan terus dilestarikan dan menjadi salah satu daya tarik budaya yang unik di Banyuwangi.
Penulis: Asep Ripkiyanto | Editor: Rita