Brichio.com, JEMBER – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jember mencanangkan beberapa program yang bakal digarap pada 2024 mendatang.
Program pertama yakni perbaikan infrastruktur Jalan Bandealit sepanjang 14 kilometer, mulai dari pemukiman warga hingga Pantai Bandealit.
Program tersebut merupakan tindak-lanjut dari perbaikan jalan sepanjang 600 meter dari tirik nol pintu masuk Jalan Bandealit yang mulai digarap pada 2023 baru-baru ini.
Pengerjaan perbaikan Jalan Bandealit meliputi beberapa tahapan, diantaranya pengerukan di sisi tebing dan pelebaran jalan sempit, disusul pemasangan jaringan listrik.
Perbaikan infrastruktur juga bakal dilakukan di beberapa titik, khususnya penataan area kampus sebagai pusat perekonomian.
Pada area ini, Pemkab Jember bakal melakukan pemenuhan kelengkapan fasilitas jalan secara bertahap, mulai penataan trotoar, penerapan manajemen rekayasa lalu lintas sistem satu arah (SSA), dan perbaikan lainnya.
Terkait SSA, Pemkab Jember sebenarnya telah berupaya memulai pada 2 Oktober hingga 3 November 2023 ini.
Awalnya, SSA dilakukan hanya di Jalan Jawa saja pada 2 sesi, yakni pagi pukul 06.00 – 08.00 WIB, dan sore pukul 16.00 – 18.00 WIB, berlaku umum kecuali Angkot.
Kemudian pada Sabtu, 28 Oktober 2023, Pemkab Jember mulai memberlakukan SSA 24 jam di empat ruas jalan sekaligus, diantaranya Jalan Jawa, Jalan Kalimantan, Jalan Mastrip, dan Jalan Riau.
Namun sayangnya, SSA yang diberlakukan 24 jam ini mendapat penolakan dari sejumlah pihak yang kurang sependapat dengan pemerintah, hingga akhirnya resmi dicabut pada Sabtu, 4 November 2023, besok.
Meski penerapan SSA 24 jam kali ini gagal, namun Pemkab Jember akan tetap mencobanya lagi pada 2024 nanti di ruas jalan yang sama.
Sekretaris Daerah Kabupaten Jember, Hadi Sasmito, mengatakan penataan area kampus 2024 akan dilakukan secara bertahap, diawali dari penataan trotoar di Jalan Jawa.
“Tentunya dengan konsep humanis, ramah bagi pejalan kaki, dan ramah difabel,” ucap Hadi Sasmito.
Untuk mendukung program penataan trotoar, Pemkab Jember juga bakal melakukan penataan PKL dengan cara merelokasi mereka.
Tujuannya agar program penataan trotoar ini tidak mengurangi nilai ekonomi para PKL, justru diharapkan dapat meningkatkan penghasilan mereka yang sebelumnya eksis di area kampus.
“Kami akan bekerja sama dengan Universitas Jember untuk menyelesaikan persoalan ini,” ucap Hadi Sasmito.
Kemudian di sektor transportasi, Pemkab Jember bakal mengembangkan angkutan umum (Angkot) sekitar kampus melalui Dinas Perhubungan (Dishub) setempat.
“Pemerintah Kabupaten Jember telah mengalokasikan anggaran untuk menggelar angkutan gratis ini di area kampus. Jalur garis ini selingkar dengan SSA,” ungkap Hadi.
Untuk itu, Hadi mencoba membangun komunikasi dengan pihak Unej, agar akses menuju kampus kembali dibuka semuanya demi menunjang program pengembangan pada sektor ekonomi dan transportasi.
“Kami akan menyediakan angkutan gratis dan beroperasi di dalam kampus. Makanya kami meminta dukungan dari semua pihak untuk meningkatkan kawasan kampus yang terintegrasi,” pungkas Hadi Sasmito.
Penulis: Zainul Hasan | Editor: Hermanto