JEMBER – Hujan yang tak kunjung datang dalam beberapa pekan terakhir membuat sejumlah wilayah di Kabupaten Jember masih terdampak kekeringan dan krisis air bersih.
Pemerintah melalui BPBD Jember berupaya mengatasi kekeringan itu dengan melakukan dropping air bersih ke sejumlah titik.
Salah satunya di Lingkungan Plalangan, Kelurahan Bintoro, Kecamatan Patrang, Jember, pada Senin siang (16/9/2024).
BPBD Jember mencatat, di Plalangan itu, ada sekitar 150 KK, yang tersebar di RT.03/RW.010 dan RT.01/RW.011, yang merasakan dampak kekeringan dan krisis air bersih.
“Di lokasi ini, sudah terdistribusi air bersih untuk tahap kedua, dengan kapasitas 1 tangki 5.000 liter,” kata Rezha Pratama, personel Pusdalops BPBD Jember, setelah dropping air bersih di lokasi, Senin siang (16/9/2024).
Selain di Patrang, di hari yang sama BPBD Jember juga melakukan dropping air bersih ke sejumlah titik di Kecamatan Sumbersari.
Lokasi pertama di lingkungan Pondok Pesantren Raden Rahmad, Lingkungan Jambuan, Kelurahan Antirogo, Sumbersari dan lokasi kedua di Lingkungan Pelinggian, Jalan Parang Tritis, Kelurahan Antirogo, Sumbersari, Jember.
BPBD mencatat, di lingkungan ponpes ada sekitar 150 santri yang merasakan dampak krisis air bersih.
Sementara di Lingkungan Pelinggian, ada sekitar 124 KK yang juga merasakan dampak kekeringan.
“Di lokasi satu sudah terdistribusi air bersih tahap ke lima dengan kapasitas 1 tangki 3.800 liter, di lokasi dua, terdistribusi air bersih tahap ketiga dengan kapasitas 1.200 liter. Jadi total air yang terdistribusi 5.000 liter,” ucap Rezha.
Rezha mengungkapkan, berdasarkan assessment, kekeringan di lingkungan pesantren itu karena sumur di ponpes sudah mengering.
Santri di pondok itu juga sempat memanfaatkan sungai di belakang ponpes untuk wudhu.
“Selain kekeringan, sungai di belakang pondok juga kotor dan sering dibendung oleh petani untuk mengairi air sawah,” imbuh Rezha.
Sementara itu, Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Jember Penta Satria, mengungkapkan bahwa pemerintah daerah telah menetapkan status siaga darurat bencana kekeringan, kebakaran hutan, dan lahan tahun 2024.
Dan sebagai bentuk tanggap darurat bencana, lanjut dia, pemerintah daerah mengupayakan dropping air bersih secara berkala untuk membantu warga yang mengalami krisis air bersih di sejumlah titik atau lokasi.
Penta mengharapkan, di tengah bencana kekeringan ini, masyarakat dapat berhemat air.
“Kami menghimbau masyarakat agar hemat dan bijak menggunakan bantuan air bersih, dengan memanfaatkan hanya untuk konsumsi,” pungkasnya.