Brichio.com, JEMBER – Bupati Jember Hendy Siswanto, menemui puluhan buruh yang tergabung dalam Sarikat Buruh Muslimin Indonesia (Sarbumusi) yang menggelar aksi di depan Pendapa Wahyawibawagraha, Rabu (1/3/2023).
Mereka menuntut kenaikan gaji di Perusahaan Daerah Perkebunan (PDP) Kahyangan yang selama ini masih dibawah UMR, agar segera disesuaikan dengan UMR.
Aspirasi itu ditampung seluruhnya oleh Bupati Hendy dan dijawab seketika olehnya di depan puluhan buruh.
Hendy berdalih, pada saat konflik berlangsung, kondisi Kabupaten Jember saat itu masih dilanda Pandemi Covid-19.
Hal itu mengakibatkan semua sektor usaha menjadi terganggu, bahkan beberapa diantaranya gulung tikar.
PDP Kahyangan sendiri juga tak luput dari dampak Pandemi Covid-19 yang membuat profitnya jatuh hingga minus.
Akibatnya, perusahaan yang berdiri sejak 12 Februari 1969 tersebut dihadapkan dengan kondisi yang rumit.
Di satu sisi, harga kopi jatuh. Namun di sisi lain, ada 1300 karyawan yang menggantungkan nasibnya di PDP Kahyangan.
Oleh karena itu, Hendy meminta semua buruh untuk bersama-sama memahami kondisi yang ada.
“Tentunya teman-teman direksi PDP Kahyangan terus melakukan perbaikan,” imbuhnya.
Salah satu upaya perbaikannya ialah dengan melakukan peremajaan kopi.
“Tapi peremajaan kopi tidak bisa dilakukan semerta-merta. Perlu modal yang cukup besar. Kopi ditanam sebulan gak akan langsung berbuah,” ulasnya.
Makanya, Hendy membuat strategi dengan membuka peluang bagi para buruh agar tidak bergantung pada perusahaan.
“Kami lakukan pembinaan bersama Disnaker. Kami beri pelatihan UMKM. Konkretnya pelatihan menjadi interpreneur. Gak harus ikut perusahaan (PDP Kahyangan – red). UMKM kami gerakkan,” pungkasnya.
Dua hari lalu, aksi serupa juga digelar di tempat yang sama. Puluhan buruh yang tergabung dalam Gabungan Buruh Muda Bersatu (GBMB) juga mengalami nasib yang sama buruh PDP Kahyangan.
Di mana mereka bekerja selama 12 jam per hari di perusahaan tripleks namun berbulan-bulan tak digaji.
Ironisnya, THR dan uang pesangon juga mereka tidak pernah dapat dari perusahaan tripleks tersebut.
Pembina GBMB, Dwiagus Budianto, mewakili puluhan buruh mengancam bakal melakukan aksi ekstrem yakni menutup jalan Jember – Bondowoso, jika aspirasi mereka tidak diindahkan.
“Kami juga akan mengambil alih perusahan tripleks itu, kalau hak kami tetap gak diberikan,” tegasnya.