JAKARTA – Proses seleksi taruna Akademi Kepolisian (Akpol) Tahun Anggaran 2024 telah memasuki tahap pusat.
Salah satu inovasi yang diperkenalkan dalam proses seleksi kali ini adalah penggunaan teknologi digital untuk mendeteksi kondisi tubuh dan psikologis calon taruna.
Asisten Kapolri bidang Sumber Daya Manusia, Irjen Dedi Prasetyo, menjelaskan tahun ini teknologi baru yang digunakan dalam proses rekrutmen adalah Minnesota Multiphasic Personality Inventory (MMPI) II online dan Body Composition Analyzer.
“Itu untuk psikologis ya, menggali kepribadian seseorang, mendeteksi gangguan mental pada seseorang,” ucap Irjen Dedi Prasetyo.
Irjen Dedi juga menyoroti penggunaan Body Composition Analyzer dalam proses seleksi, yang bertujuan untuk mendeteksi dini kemungkinan cedera pada tulang dan otot.
“Kegunaannya bisa deteksi dini kemungkinan-kemungkinan cedera otot tendon dan tulang saat aktifitas fisik,” ujarnya.
Kepala Biro Kesehatan Polri, Brigjen I Gusti Gede Maha Andika, menjelaskan lebih lanjut tentang alat Body Composition Analyzer yang digunakan dalam seleksi.
“Alat Body Composition Analyzer dengan mengecek komposisi tubuh yang terdiri dari lemak, massa otot, massa tulang, metabolisme umur sel, kandungan air, pembakaran aktivitas dalam tubuh, lemak dalam perut dan lain-lain,” tuturnya.
Selain itu, Brigjen Gusti juga menyebutkan perbedaan tes MMPI II dengan MMPI pertama, di mana MMPI II menawarkan variasi pertanyaan baru yang bisa diacak dan hasil tes yang lebih rinci.
“Interpretasi hasil lebih rinci dan banyak aspek yang bisa dinilai,” kata Brigjen Gusti.
Dengan adanya penggunaan teknologi canggih dalam proses seleksi ini, diharapkan objektivitas hasil pemeriksaan semakin meningkat dan Polri dapat terus beradaptasi dengan perkembangan teknologi demi menghasilkan anggota yang berkualitas.