BANYUWANGI – Nurul Amin, Ketua Aliansi Masyarakat Peduli Demokrasi, menilai bahwa meskipun didukung oleh gabungan 16 partai politik, pasangan calon (paslon) Ipuk Fiestiandani Azwar Anas – Mujiono tidak berhasil menyembunyikan sinyal kepanikan usai acara pengundian nomor urut yang berlangsung di Hotel El Royal kemarin.
Menurut pria yang biasa disapa Emen ini, hal tersebut menunjukkan adanya kegagalan dalam pemetaan strategi dari kubu petahana.
“Seperti yang kita ketahui bersama, ratusan pendukung paslon Ali Maki – Ali Ruchi yang hadir dalam momen tersebut membuat kubu petahana terkejut. Hal ini kemudian direspons dengan mengadakan pertemuan terbatas oleh tim pemenangan pada malam harinya,” ujar Emen.
Secara teori, kata Emen, pasangan Ipuk-Mujiono memang lebih diunggulkan dibandingkan dengan Ali-Ali yang hanya diusung oleh satu partai, yaitu PKB.
“Di atas kertas, hal tersebut seharusnya tidak menjadi hambatan yang berarti bagi petahana. Namun, meremehkan lawan bukanlah solusi yang tepat. Dalam catatan kami, kubu petahana kerap membuat keputusan menjelang masa-masa genting. Maka, tidak heran jika saat ini gerakan kubu petahana bisa dikatakan belum maksimal, mungkin mereka masih dalam fase ‘wait and see’,” jelasnya.
Sementara itu, kubu Ali-Ali berada dalam kondisi yang lebih siap.
“Meskipun tidak diunggulkan, mesin politik mereka sudah bergerak sejak awal. Konflik antara Ketua Umum PKB dan PBNU di tingkat elit tidak berdampak signifikan terhadap para pendukung di akar rumput, terutama kaum nahdliyin. Terlebih lagi, bagi mereka yang sejak kecil menjadi santri, mengikuti perintah guru adalah sebuah kewajiban. Begitu juga dengan langkah Gus Munib yang memilih mendekat ke kubu petahana,” tambah Emen.
Menurut Emen, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh kubu petahana.
“Faktor kejenuhan pemilih terhadap gaya kepemimpinan Ipuk-Mujiono harus menjadi perhatian khusus.
Banyak yang beranggapan bahwa kepemimpinan Ipuk-Mujiono tidak berbeda jauh dengan Abdullah Azwar Anas.
Bagaimana persepsi ini tidak memengaruhi elektabilitas petahana adalah tantangan tersendiri.
Selain itu, hingga saat ini, belum ada sosok penggerak dari kubu Ipuk-Mujiono yang terlihat benar-benar all-out.
Apakah ini disebabkan oleh belum dirumuskannya kebijakan yang jelas dari sang menteri? Kita tunggu saja.
“Jika melihat situasi Pilkada Banyuwangi saat ini, posisi kedua paslon tidak jauh berbeda. Bahkan, dari kubu petahana, suasana terlihat cukup dingin,” tutupnya.