Pemkab Situbondo Pasang Target Penurunan Prevalensi Stunting 9,80 Persen pada 2025

Pemkab Situbondo menyelenggarakan sosialisasi aksi konvergensi pencegahan dan percepatan penurunan stunting tahun 2025. (Foto: Zainul Hasan/ZonaIndonesia.co.id)
Pemkab Situbondo menyelenggarakan sosialisasi aksi konvergensi pencegahan dan percepatan penurunan stunting tahun 2025. (Foto: Zainul Hasan/ZonaIndonesia.co.id)

SITUBONDO – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Situbondo melalui Badan Perencanaan Pembangunan, Riset, dan Inovasi Daerah (Bapperida) setempat menyelenggarakan sosialisasi aksi konvergensi pencegahan dan percepatan penurunan stunting tahun 2025 di Aula Lantai II Kantor Pemkab Situbondo, Selasa (24/6/2025).

Pelaksana harian (Plh) Kepala Bapperinda Kabupaten Situbondo, Kiptiyah Rikawati mengatakan, tujuan dari acara tersebut untuk mempercepat penurunan dan pencegahan stunting di Kabupaten Situbondo.

“Untuk itu skema mulai tahun 2025 ini untuk aksi konvergensi melibatkan seluruh desa dan kecamatan,” ucapnya. 

Tujuan berikutnya, kata Kiptiyah, untuk memastikan perencanaan dan pelaksanaan program di OPD telah mengacu kepada sub kegiatan yang menjadi trending penurunan stunting.

“Selanjutnya, memahami pengggunaan dan pemanfaatan aksi bangda (aksi konvergensi pencegahan stunting daerah) konvergensi ini sesuai dengan tanggungjawab masing-masing unsur,” imbuh Kiptiyah.

Dengan begitu, lanjut Kiptiyah, aksi konvergensi ini bisa lebih optimal dari tahun sebelumnya.

“Di mana pada tahun 2024 untuk aksi konvergensi terutama dalam pengisian aksi bangda ini hanya cukup dari OPD saja. Tahun ini melibatkan desa dan kecamatan,” tegasnya. 

Sosialisasi aksi konvergensi pencegahan dan percepatan penurunan stunting tahun 2025, sambung Kiptiyah, diikuti 145 orang yang berasal dari OPD, kecamatan, Puskesmas, up profile, verifikator, dan operator.

“Adapun untuk pemateri ada dua orang dari Bappeda Provinsi Jawa Timur,” ungkapnya. 

Dia menilai, pihak desa dan kecamatan menjadi ujung tombak pencegahan dan penurunan stunting.

“Harapannya ketika dari desa dan kecamatan itu maksimal dalam pengisian aksi bangda, maka aksi konvergensi dari pemerintah daerah hingga ke tingkat provinsi akan lebih optimal,” beber Kiptiyah. 

Pada tahun 2024, kata Kiptiyah, prevalensi stunting Kabupaten Situbondo sebesar 10,60 persen.

Penurunan prevalensi stunting menurutnya, telah masuk pada RPJMD Kabupaten Situbondo Tahun 2025-2029.

“Prevalensi stunting Kabupaten Situbondo sebesar 10,60 persen, ini lebih rendah dari Propinsi Jawa Timur yang capaiannya sebesar 14,7 persen, dan lebih rendah dari nasional yang capaiannya sebesar 19,8 persen. Apabila dari peringkat, posisi Situbondo lima terendah di Propinsi Jawa Timur setelah Kabupaten Magetan. Nah pada tahun 2025 ini kami menargetkan prevalensi stunting turun menjadi 9,80 persen,” pungkasnya.

(Penulis: Zainul Hasan / Zona Indonesia)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *