Opini  

Resepsi Satu Abad NU: Antara Persatuan, Ekonomi dan Kenangan

GOR Delta Sidoarjo
GOR Delta Sidoarjo. (Foto: Istimewa)

Peringatan Satu Abad Nahdlatul Ulama (NU) merupakan sebuah momentum yang sangat istimewa bagi kaum nahdiyin.

Betapa tidak, peristiwa itu mungkin hanya bisa dirasakan sekali saja sepanjang hidup oleh generasi yang ada saat ini.

Tak heran jika mereka melangkahkan kaki menuju tempat digelarnya Peringatan Satu Abad NU di Gelora Delta Sidoarjo.

Acara itu juga dihadiri oleh orang-orang besar seperti Presiden RI, Para Bupati, Politisi, Ulama ternama dan yang lainnya.

Dengan pidatonya yang berapi-api, Kiai Yahya Kholil Staquf berhasil membuat halaman stadion menggelegar.

Presiden Joko Widodo dengan ciri khasnya, mengagung-agungkan Banser yang turut serta berkiprah sejak 1937 silam.

Dan Gus Mus dengan lantang menolak pendirian negara khilafah di Nusantara maupun di belahan dunia.

Hal itu tentu menjadi refleksi bagi kaum nahdiyin untuk terus meningkatkan kecintaan kepada negara dan agama.

Peringatan satu abad NU bukan hanya dirasakan oleh para militan, tetapi para pedagang juga ketiban berkahnya.

Sehingga dengan demikian, momentum satu abad NU telah mempertemukan tiga elemen sekaligus.

Elemen yang pertama yakni penyatuan kembali umat Islam yang tersebar di seantero Indonesia.

Sebagai saudara seiman dan seakidah, mereka duduk bersama dibawah terik matahari mengikuti rangkaian resepsi.

Kemudian elemen ke dua, membuat ingatan kaum nahdiyin flashback ke zaman para Ulama saat memperjuangkan akidah.

Lalu tergambar sepenggal kisah perjuangan Kiai Hasyim Asy’ari usai menerima tongkat dan tasbih dari Syaikhona Kholil Bangkalan.

Kisah sang mediator dari Situbondo, yakni Kiai As’ad Syamsul Arifin, juga turut mewarnai untaian sejarah berdirinya NU.

Dan elemen yang ke tiga, mensejahterakan masyarakat khususnya pedagang kecil yang belakangan ini kesulitan mengais rupiah.

Dibalik selawat dan takbir yang menggema di Gelora Delta, puluhan pedagang tersenyum girang karena jualannya laris.

Dari pedagang kaki lima hingga pernak-pernik oleh-oleh khas daerah juga melengkapi area di sekitar resepsi.

Dengan begitu, harapan dan doa senantiasa mengalir dari bangsa Indonesia untuk kejayaan NU ke depannya.