Kisah Haru Kepulangan Hanifah: Jerih Payah Gus Fawait Pulangkan PMI Jember yang Terjebak di Arab Saudi

Hanifah menceritakan pengalaman menjadi PMI ilegal di Arab Saudi, Selasa (7/1/2025). (Foto: Istimewa)
Hanifah menceritakan pengalaman menjadi PMI ilegal di Arab Saudi, Selasa (7/1/2025). (Foto: Istimewa)

JEMBER – Perjalanan penuh lika-liku akhirnya berujung kebahagiaan bagi Hanifah, seorang Pekerja Migran Indonesia (PMI) asal Dusun Sumbersari, Desa Kemuningsari Lor, Kecamatan Panti, Jember.

Setelah berbulan-bulan terjebak di Arab Saudi dengan kondisi yang tidak manusiawi, Selasa (8/1/2025) malam pukul 21.30 WIB, Hanifah akhirnya tiba di kampung halaman dan disambut penuh haru oleh keluarganya.

Kepulangan Hanifah yang sebelumnya viral di TikTok bersama rekannya, Siti Khoiriyah, PMI asal Kecamatan Mayang, tidak terlepas dari campur tangan Bupati Jember terpilih, Muhammad Fawait atau Gus Fawait.

Proses kepulangannya mendapat perhatian luas dan melibatkan banyak pihak, termasuk relawan, pemerintah daerah, dan anggota DPR RI.

Disambut Hangat oleh Relawan dan Keluarga

Sebelum tiba di rumah, Hanifah terlebih dahulu disambut oleh tim relawan Gus Fawait di Kecamatan Rambipuji.

Hadir di sana sejumlah tokoh, termasuk Kamiludin selaku Kepala Desa Sidomulyo, Dima Ahyar, Nono Sampono, serta perwakilan dari Disnaker Pemkab Jember dan Baret Rescue.

Relawan IWJ dan masyarakat sekitar juga turut hadir menyaksikan momen bahagia tersebut.

“Alhamdulillah, akhirnya saya bisa pulang ke Indonesia dan berkumpul dengan keluarga,” ucap Hanifah berkaca-kaca.

Tidak lupa Hanifah mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang turut membantu kepulangannya.

“Saya sangat berterima kasih kepada Presiden Prabowo, bapak Sufmi Dasco, Gus Fawait, Pak Bambang Hariyadi, Mas Kawendra, dan teman-teman relawan yang telah membantu kepulangan saya,” imbuhnya.

Kisah Pahit di Penampungan Arab Saudi

Hanifah menceritakan pengalaman pahitnya selama berada di penampungan di Arab Saudi.

Berangkat melalui penyalur PMI di Lumajang, ia dijanjikan akan langsung bekerja setelah tiba di negara tujuan, namun kenyataan berkata lain.

“Saat tiba di Arab Saudi, saya ditempatkan di penampungan yang kondisinya seperti neraka. Kami diperlakukan tidak manusiawi. Ada yang sakit tidak diberi perawatan medis, tidur berjejalan dalam satu ruangan seperti penjara, bahkan ada yang tidur di emperan dan tangga karena tempatnya sempit,” ungkapnya.

Hanifah juga berkisah tentang perjuangannya merawat sesama PMI yang sakit selama dua bulan.

“Saya pernah memandikan, membersihkan kotoran, dan merawat teman yang sakit tanpa bantuan dari pihak penyalur. Mereka sama sekali tidak peduli,” kenangnya.

Jerih Payah Gus Fawait Membantu Kepulangan

Keputusasaan membuat Hanifah bersama Siti Khoiriyah membuat video permohonan bantuan kepada Gus Fawait.

Video berdurasi dua menit itu viral dan akhirnya sampai ke tangan Gus Fawait, yang langsung bergerak cepat.

“Saya segera berkoordinasi dengan pemerintah pusat melalui Bang Kawendra dan Pak Bambang Haryadi, anggota DPR RI. Alhamdulillah, mereka merespon cepat dan membantu proses kepulangan Hanifah dan Siti,” kata Gus Fawait tempo hari, Kamis (2/1/2025).

Melalui koordinasi dengan kementerian terkait, termasuk B2MI, perjuangan Gus Fawait membuahkan hasil.

Kedua PMI asal Jember ini berhasil dipulangkan dengan selamat dengan Hanifah tiba lebih dulu, sedangkan rekannya sedang dalam jadwal kepulangan.

Pesan dan Harapan untuk PMI Jember

Hanifah berharap pengalamannya menjadi pelajaran bagi masyarakat Jember yang ingin bekerja di luar negeri.

“Saya sangat menyesal berangkat secara ilegal. Jika ingin bekerja ke luar negeri, sebaiknya melalui jalur resmi agar terhindar dari pengalaman buruk seperti saya,” pesannya.

H. Kamiludin, mewakili Gus Fawait, juga mengingatkan masyarakat Jember untuk tidak tergiur janji manis penyalur ilegal.

“Untuk itu, kami berpesan kepada masyarakat Jember yang mau menjadi PMI agar melalui jalur resmi dan prosedural,” ujar Kamil.

Ke depan, kata Kamil, Pemerintah Kabupaten Jember bakal memberikan bekal pengetahuan kepada PMI sebelum mereka berangkat ke luar negeri.

“Selain itu, pemerintah juga memastikan untuk memberikan perhatian kepada keluarga PMI, terutama anak-anak untuk mendapatkan beasiswa,” pungkas Kamil.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *