Inovasi Baru! Teknologi Vespa Jember Tembus Padar Global

JEMBER – Di tengah hiruk-pikuk isu krisis lingkungan dan dorongan global menuju teknologi ramah lingkungan, sebuah kisah inspiratif muncul dari gang sempit di Jalan Halmahera, Kabupaten Jember.

Di tempat yang jauh dari gemerlap pusat industri, berdiri sebuah workshop kecil bertuliskan #BukanBengkel yang justru melahirkan inovasi teknologi otomotif berbasis riset dan berdampak signifikan terhadap pengurangan emisi kendaraan lawas.

Usaha tersebut bernama smallframejember, dipimpin oleh Agus Sakti, seorang pria berusia 35 tahun yang kini tengah menempuh studi doktoral di Universitas Jember dengan latar belakang pendidikan psikologi dan pemasaran.

Yang menarik, inovasi yang dikembangkan Sakti tidak hanya berorientasi pada performa, tetapi juga pada efisiensi energi dan pengurangan dampak lingkungan dari motor Vespa klasik yang selama ini dikenal boros bahan bakar dan menghasilkan emisi cukup tinggi.

“Awalnya hanya ingin Vespa saya berjalan sempurna,” ujar Sakti saat ditemui di basecamp kecilnya, Kamis (12/6/2025).

Dari keinginan sederhana itu, Sakti menghadapi tantangan serius: sulitnya mencari komponen pengapian berkualitas yang sesuai dengan karakter mesin Vespa.

Alih-alih menyerah, ia mengambil langkah berani: menciptakan sendiri sistem pengapian baru yang lebih efisien dan bersih.

Langkah itu mendorongnya terjun dalam riset intensif, termasuk menjalin kerja sama dengan Laboratorium Elektro di Malang.

“Riset kami gunakan komponen dari Jepang dan Eropa, diuji RPM rendah hingga tinggi,” jelasnya.

Hasilnya adalah dua produk unggulan yang kini menjadi kebanggaan komunitas Vespa dan pecinta kendaraan klasik: CDI Sonic dan CDI Joker.

CDI Sonic dirancang untuk Vespa model modern, sementara CDI Joker ditujukan untuk Vespa lawas.

Kedua alat tersebut menggantikan sistem pengapian konvensional berbasis platina yang selama ini dianggap kurang efisien dan rawan gangguan teknis.

Sistem CDI yang dikembangkan smallframejember tak hanya meningkatkan performa mesin, tetapi juga berkontribusi mengurangi konsumsi bahan bakar dan emisi gas buang, menjadikannya solusi inovatif bagi kendaraan klasik agar lebih ramah lingkungan.

“CDI Sonic untuk Vespa modern, Joker buat model lawas. Keduanya hasil riset panjang,” terang Sakti dengan senyum puas.

Dia menambahkan bahwa seluruh produknya dirancang agar bisa dipasang dengan mudah tanpa mengubah banyak bagian asli motor, sehingga tetap menjaga nilai historis dan estetika Vespa.

Komitmen Sakti tidak berhenti pada riset teknis.

Dia juga menjaga identitas lokal produknya dengan bangga membawa nama kampung halamannya ke dunia.

“Yang penting, nama Jember tetap kami pakai di labelnya,” tegasnya.

Nama smallframejember kini telah dikenal di komunitas Vespa di tiga benua: Asia, Afrika, dan Amerika Selatan, dengan produk yang sudah menembus pasar Mesir dan Brazil dalam dua tahun terakhir.

Pada Mei 2025, Sakti dan timnya merilis produk baru berupa spul pengapian dengan kawat lilit berkualitas tinggi dari Jerman, dibanderol Rp200.000.

Produk ini juga dirancang untuk mendukung efisiensi listrik dan memperpanjang usia sistem pengapian.

Tak lama kemudian, mereka meluncurkan knalpot khusus Vespa Smallframe seharga Rp1,7 juta, yang langsung terjual habis dalam waktu sepekan.

Menariknya, knalpot buatan smallframejember dirancang bukan sekadar untuk performa, tetapi juga dengan pertimbangan terhadap pengurangan kebisingan dan gas buang.

“Kami tidak hanya bicara tenaga, tapi juga keseimbangan antara performa dan polusi,” kata Sakti.

Saat ini, knalpot tersebut tengah dikemas untuk pengiriman ke Malaysia, menandai ekspansi pasar yang semakin luas.

Semua kesuksesan ini tak lepas dari strategi pemasaran digital yang digarap langsung oleh Sakti.

Dia memanfaatkan platform media sosial untuk menjangkau komunitas Vespa internasional, sekaligus membangun komunikasi langsung dengan pelanggan dan kolektor.

“Dari gang sempit ini, dunia bisa dijangkau lewat digital, asal produknya benar-benar riset,” ujarnya penuh keyakinan.

Namun, di balik kisah sukses tersebut, Sakti juga menyimpan kekhawatiran.

Dia menyoroti minimnya perlindungan hukum terhadap karya teknologinya, terutama dari sisi desain dan inovasi yang rawan ditiru.

“Kami harap ada dukungan hukum dan pendampingan dari pemerintah serta kampus,” katanya.

Menurutnya, jika pelaku UMKM berbasis teknologi seperti dirinya tidak mendapat perlindungan, maka semangat inovasi lokal bisa padam sebelum berkembang.

Kisah Sakti dan smallframejember membuktikan bahwa semangat inovasi, jika dikawinkan dengan riset dan tanggung jawab lingkungan, bisa menjadi jalan menuju masa depan yang lebih hijau, bahkan dari sektor yang selama ini dipandang sebagai penyumbang polusi.

Dari sebuah sudut kecil di Jember, upaya mengurangi dampak lingkungan dari kendaraan klasik kini menjadi gerakan yang menembus batas negara dan benua.

Dan ketika suara khas Vespa kembali menggemakan gang kecil Jalan Halmahera, dunia pun tahu: dari tempat paling sederhana, lahir solusi nyata untuk bumi yang lebih bersih.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *