BANYUWANGI – Pemerintah Kabupaten Banyuwangi telah menggelar pameran sejarah serta budaya dan tradisi masa lampau selama 5 hari.
kegiatan tersebut berlangsung di halaman museum Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar), mulai 3 – 7 Juni 2024.
Pameran bertajuk ‘Banyuwangi Kolo Semono’ memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk mengenal lebih dalam sejarah Bumi Blambangan.
Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani, berharap pengetahuan sejarah ini bisa membuat masyarakat setempat semakin mencintai daerahnya.
Dia juga mengajak masyarakat merawat dan melestarikan kearifan lokal seperti tradisi, budaya, dan sejara sebagai identitas daerah.
“Jangan sampai anak cucu kita justru lebih mengenal budaya bangsa lain,” ucap Ipuk.
Museum Disbudpar Banyuwangi memiliki koleksi sekitar 4300 benda bersejarah.
Benda bersejarah tersebut terbagi menjadi 4 periode, mulai periode pra-sejarah, Hindu – Budha, Islam, dan kolonial.
Sementara Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dsbudpar Banyuwangi, Taufik Rohman, mengatakan selain soal edukasi, pameran ini juga memiliki dampak yang signifikan terhadap perkembangan ekonomi.
Hal tersebut karena terdapat belasan pelaku UMKM yang meramaikan kegiatan ini, mulai UMKM Batik, kuliner, kerajinan, pakaian, jamu tradisional, dan lainnya.
“Jadi ini bukan sekadar ajang pelestarian budaya saja, tapi juga upaya menggerakkan perekonomian warga,” pungkasnya.