BANYUWANGI – Pantai Watu Dodol merupakan salah satu pantai ikonik yang ada di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur.
Selain itu, keindahan dan sejarah Pantai Watu Dodol ini juga menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat.
Pantai Watu Dodol yang terletak di Kecamatan Kalipuro Banyuwangi ini selalu menjadi rujukan wisata, baik pendatang ataupun masyarakat asli Banyuwangi.
Sayangnya, banyak oknum yang memanfaatkan kesempatan ini untuk meraup keuntungan pribadi dan merugikan wisatawan.
Oknum tersebut melakukan pungutan liar (Pungli) dengan berkedok juru parkir (Jukir) di kawasan pantai.
Beberapa wisatawan sempat mengeluhkan keberadaan Jukir diduga ilegal ini , salah satunya seorang pengunjung bernama MZ Tri.
Dia merasa terkejut saat seorang Jukir menyodorkan tiket parkir yang diduga ilegal kepadanya.
Dugaan tersebut karena pada tiket yang ia terima tidak ada logo Pemerintah Daerah (Pemda) Banyuwangi.
Selain itu, tidak ada juga logo kelompok sadar wisata (Pokdarwis) setempat selaku pengelola wisata.
Adanya hanya tulisan ‘DANA KEBERSIHAN’ yang tertera pada kertas kecil segi empat tersebut.
Tertera juga besaran tarif parkir, yakni Rp5.000 untuk roda 4 dan Rp3.000 untuk roda 2.
“Jika dana tersebut sebagian masuk ke Pokdarwis atau ke kas Pemda, Insyallah kami legowo,” ucap MZ Tri, Jumat (19/4/2024).
Kecurigaan MZ Tri semakin menguat ketika dirinya menanyakan perihal tidak adanya logo Pemda maupun Pokdarwis dalam kertas parkir tersebut.
Alih-alih menjawab pertanyaan MZ Tri, Jukir yang belum diketahui namanya ini malah diam dan pergi meninggalkannya setelah menerima uang.
“Saya selaku masyarakat Banyuwangi sangat menyayangkan praktek diduga Jukir wisata ilegal,” imbuhnya.
Dia berharap, pemerintah setempat dan aparat yang berwenang bisa menertibkan Pungli berkedok Jukir ini.
Di sisi lain, seorang pedagang di kawasan Pantai Watu Dodol berinisial R mengatakan hal senada.
“Banyak wisatawan saat mampir ke warung saya mengeluhkan Jukir ilegal itu,” ungkapnya.
Sama seperti kebanyakan para pengunjung, dia juga mempertanyakan kejelasan hasil Pungli ini.
“Apalagi musim lebaran atau liburan seperti ini, banyak motor dan mobil. Itu uang parkirnya ke mana?” pungkasnya.
(Penulis: Endang Hartati)
