Peninggalan Letkol RM dr Soebandi Kini Ngumpul di Museum UDS Jember

Wakil Bupati Jember, MB Firjaun Barlaman, memberikan cinderamata kepada perwakilan Universitas dr Soebandi, Selasa (27/6/2023). (Foto: Diskominfo Jember for Brichio.com)
Wakil Bupati Jember, MB Firjaun Barlaman, memberikan cinderamata kepada perwakilan Universitas dr Soebandi, Selasa (27/6/2023). (Foto: Diskominfo Jember for Brichio.com)

Brichio.com, JEMBER – Bagi anda yang ingin mengetahui lebih jauh tentang sosok Letkol RM dr Soebandi, datang saja ke museumnya di Universitas dr Soebandi, Jember.

Di museum yang baru diresmikan pada Selasa, 27 Juni 2023 kemarin ini, jejak peninggalan salah seorang pejuang kemerdekaan pada zaman Belanda ini terpampang rapi.

Peresmiannya dilakukan oleh Wakil Bupati Jember, MB Firjaun Barlaman, didampingi jajaran Forkopimda dan stakeholder terkait.

Adapun tujuan berdirinya museum tersebut yakni agar menjadi sumber sejarah bagi masyarakat sekaligus memupuk nilai-nilai perjuangan sebagaimana yang dilakukan dr Soebandi.

Selain museum, wakil bupati juga meresmikan perpustakaan yang diberi nama dr Soebandi, di lokasi yang sama.

“Mudah-mudahan bisa membuka cakrawala perjuangan serta semangat yang membara, khususnya kawula muda,” ungkap wakil bupati yang akrab disapa Gur Firjaun ini.

Tercatat, dr Soebandi merupakan pejuang kemerdekaan pada zaman Belanda di bidang kesehatan militer.

Letkol MR dr Soebandi juga terlibat perang gerilya bersama pasukan Tentara Indonesia di Kabupaten Jember wilayah bagian timur.

Dokter kelahiran 17 Agustus 1917 ini gugur pada 8 Februari 1949 di Desa Karang Kedawung, Kecamatan Mumbulsari.

Almarhum dr Soebandi meninggalkan seorang istri bernama Soekesi, serta tiga orang putri bernama Widyasmani, Widyastuti dan Widorini.

Sebagian besar koleksi museum milik Widyastuti dan Widorini yang dihibahkan kepada Universitas dr Soebandi.

“Dokter Soebandi sudah meninggal sekian puluh tahun lalu, namun semangat dan cita-citanya harus tetap bersemayam abadi pada generasi penerusnya,” ucap Widorini.

Penulis: Zainul Hasan | Editor: Hermanto