BONDOWOSO – Komitmen membangun daerah yang berbudaya, berilmu, dan berkontribusi kembali ditegaskan dalam acara sarasehan bertajuk “Menuju Bondowoso Tri Dharma, Membangun Kota Berbudaya, Berilmu, dan Berkontribusi”.
Kegiatan yang berlangsung di Hotel Grand Padis Bondowoso pada Sabtu, 19 April 2025 ini menghadirkan tokoh-tokoh penting dari berbagai unsur masyarakat, serta narasumber utama, Ahmad Hadinuddin, anggota Komisi E DPRD Provinsi Jawa Timur yang membidangi kesejahteraan rakyat.
Acara ini menjadi forum strategis bagi Pemerintah Kabupaten Bondowoso bersama DPRD Provinsi Jawa Timur dan masyarakat luas untuk berdiskusi, merumuskan, dan menyatukan visi pembangunan daerah melalui pendekatan Tri Dharma.
Tri Dharma merupakan sebuah konsep yang menekankan pembangunan holistik berbasis budaya, ilmu pengetahuan, dan kontribusi masyarakat.
Dalam sambutannya, Bupati Bondowoso, Abdul Hamid Wahid, menekankan pentingnya komitmen bersama dalam membangun Bondowoso secara berkelanjutan, tanpa mengabaikan akar budaya dan identitas lokal.
“Tri Dharma bukan sekadar slogan. Ini adalah komitmen kita bersama untuk menjadikan Bondowoso sebagai daerah yang maju dan berdaya saing, namun tetap menjunjung tinggi kearifan lokal. Tanpa sinergi antara pemerintah daerah, pemerintah provinsi, dan masyarakat, visi ini tidak akan tercapai,” ujar Bupati Hamid dengan penuh semangat.
Menurut Bupati, sinergi tersebut harus terwujud dalam bentuk kolaborasi nyata lintas sektor.
Ia menyebutkan bahwa penguatan budaya lokal bisa menjadi fondasi pembangunan, sementara peningkatan kualitas sumber daya manusia dan partisipasi aktif masyarakat adalah motor penggeraknya.
Senada dengan Bupati, Ahmad Hadinuddin, yang hadir sebagai narasumber utama, memaparkan berbagai pendekatan dan solusi yang dapat ditempuh dalam menerapkan konsep Tri Dharma di Bondowoso.
Ia menekankan bahwa Bondowoso memiliki potensi besar, baik dari sisi budaya, pendidikan, maupun masyarakatnya yang aktif dan dinamis.
“Bondowoso memiliki kekayaan budaya dan sumber daya alam yang luar biasa. Kalau kita bisa mengintegrasikan potensi ini dengan inovasi di bidang pendidikan serta pemberdayaan masyarakat, saya yakin Bondowoso akan semakin maju dan sejahtera,” ungkap Hadinuddin.
Dia juga menyoroti peluang pengembangan sektor pariwisata berbasis budaya sebagai bagian dari strategi peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Dia mengajak semua pihak untuk mendorong inovasi dalam pendidikan, baik formal maupun nonformal, agar generasi muda Bondowoso mampu menjadi pelaku pembangunan yang kreatif dan produktif.
Sarasehan ini turut dihadiri oleh berbagai elemen masyarakat, mulai dari tokoh agama, tokoh masyarakat, akademisi, perwakilan organisasi kepemudaan, hingga kepala organisasi perangkat daerah (OPD) di lingkungan Pemkab Bondowoso.
Suasana diskusi berlangsung hangat dan interaktif, dengan banyaknya masukan dan ide dari peserta yang mencerminkan semangat bersama dalam membangun Bondowoso.
Bupati Hamid juga menyampaikan harapannya agar sarasehan ini tidak hanya menjadi seremoni, melainkan menjadi titik awal dari gerakan nyata menuju Bondowoso Tri Dharma.
“Kita tidak bisa berjalan sendiri-sendiri. Dengan semangat gotong royong dan rasa memiliki terhadap daerah ini, saya yakin cita-cita kita membangun Bondowoso yang berbudaya, berilmu, dan berkontribusi akan terwujud,” tutupnya.
Diharapkan, hasil dari sarasehan ini akan segera ditindaklanjuti dalam bentuk program-program konkret dan kebijakan yang berpihak pada masyarakat serta berlandaskan pada nilai-nilai lokal.
Dengan semangat kolaborasi, Bondowoso bersiap melangkah menuju masa depan yang lebih cerah dan berkelanjutan.












