Langgar Tata Tertib, Hendy-Firjaun Dapat Teguran Keras dari Moderator dalam Debat Ketiga Pilkada Jember

Hendy-Firjaun membacakan visi dan misinya dalam Debat Ketiga [ilkada Jember, Sabtu (23/11/2024). (Foto: Istimewa)
Hendy-Firjaun membacakan visi dan misinya dalam Debat Ketiga [ilkada Jember, Sabtu (23/11/2024). (Foto: Istimewa)

JEMBER – Debat ketiga Pilkada Jember berlangsung pada Sabtu (23/11/2024) malam di Edelweiss Ballroom Cempaka Hotel.

Dalam debat kali ini, pasangan calon (Paslon) nomor urut 1, Hendy-Firjaun, mendapat kesempatan pertama untuk menyampaikan visi dan misinya.

Namun sebelum penyampaian visi-misi dimulai, Paslon 1 mendapat teguran keras dari moderator, Shinta Noza, lantaran membawa atribut alat peraga kampanye (APK) berupa foto Paslon tersebut.

“Di beberapa poin tata tertib telah disampaikan, pasangan calon tidak diperkenankan menggunakan atribut apapun, termasuk dari HuCard, Bapak. Jadi hanya kertasnya saja, mohon izin,” tegur Shinta kepada Paslon 1.

Sontak teguran tersebut membuat penonton menyoraki Paslon 1 yang terkesan mengabaikan tata tertib debat Pilkada Jember yang telah dibacakan moderator sesaat sebelum debat dimulai.

Melihat reaksi penonton yang berpotensi menimbulkan kegaduhan, kedua moderator langsung meminta mereka untuk tetap tenang demi berjalannya acara agar tetap kondusif.

“Mohon tenang, bapak, ibu. Mohon tenang. Bapak, Ibu, harap tertib. Kembali ke tempat masing-masing. Baik, terima kasih kerja samanya Paslon 1. Hanya menggunakan kertas sudah dilaksanakan. Terima kasih banyak,” tegas Shinta hampir bersamaan dengan ucapan serupa dari moderator Angga Wisudawan.

Angga juga menegaskan bahwa atribut kampanye yang dimaksud Shinta adalah sesuatu yang terdapat foto, nomor urut, maupun tagline Paslon tertentu.

“Jadi silakan Anda kembali ke tempat Anda masing-masing. Segera kita akan ikuti bersama visi dan misi yang akan disampaikan oleh pasangan calon nomor urut 1,” ujar Angga mengingatkan penonton.

Tidak terima calonnya ditegur, beberapa pendukung Hendy-Firjaun sempat melayangkan protes kepada kedua moderator untuk juga menegur Paslon nomor urut 2, Fawait-Djoko, yang juga seperti menggunakan atribut kampanye berupa Syal.

Atas hal tersebut, Shinta mengambil langkah bijak dengan menerima protes mereka, dan langsung meminta keterangan dari KPU Jember yang hadir langsung dalam kesempatan tersebut.

KPU pun langsung menghampiri Shinta dan menyampaikan pandangannya terkait Syal yang dikenakan Paslon 2.

“Untuk Paslon 2 hanya menggunakan batik, tidak ada logo ataupun nomor ataupun foto. Aman ya, Bapak, Ibu,” ungkap Shinta membantah tudingan pendukung Paslon 1.

Setelah semuanya dipastikan kondusif, kedua moderator melanjutkan acara dengan mempersilakan Paslon 1 membacakan visi dan misinya, dengan waktu maksimal 2 menit dimulai saat Paslon berbicara.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *