JEMBER – Bupati Jember, Muhammad Fawait atau Gus Fawait, kembali menegaskan komitmennya dalam membangun Kabupaten Jember melalui jalur pendidikan.
Dalam audiensi bersama para kepala sekolah tingkat SMP se-Kabupaten Jember yang berlangsung pada Senin (28/7/2025) di Kecamatan Ambulu, Gus Fawait menyerukan sinergi semua pihak untuk mengangkat derajat masyarakat lewat peningkatan mutu pendidikan.
Audiensi tersebut digelar dalam rangkaian program “Bungadesaku” (Bupati Ngantor di Desa dan Kelurahan) yang rutin dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Jember.
Di hadapan para kepala SMP dari seluruh penjuru Jember, Gus Fawait menyampaikan sejumlah arahan strategis yang berkaitan langsung dengan upaya pengentasan kemiskinan dan perlindungan anak di lingkungan pendidikan.
“Sekolah adalah tempat membentuk masa depan. Dan panjenengan semua yang memegang kunci itu,” ujar Gus Fawait.
Dalam arahannya, dia menyoroti data dari Lapas Kelas IIA Jember yang mencatat bahwa kasus kekerasan seksual terhadap anak menduduki urutan ketiga tertinggi di wilayah tersebut.
Fakta ini, menurutnya, menjadi alarm serius bagi seluruh pihak, termasuk institusi pendidikan.
“Saya minta kepala sekolah benar-benar menciptakan lingkungan belajar yang melindungi anak dari kekerasan,” katanya dengan nada tegas.
Tidak hanya itu, Gus Fawait juga meminta perhatian serius terhadap sistem pendataan pendidikan melalui Dapodik (Data Pokok Pendidikan).
Dia menyampaikan bahwa banyak bantuan dari pemerintah pusat yang gagal masuk ke Jember karena masalah pada kelengkapan dan validitas data.
“Bantuan itu berbasis data. Kalau Dapodik kita tidak valid, jangan harap bisa dapat program dari pusat. Makanya saya minta Dapodik harus diperbaiki, harus sesuai kondisi lapangan,” ungkapnya.
Dalam konteks manajemen sekolah, Bupati juga memberikan kebijakan fleksibel terkait kehadiran guru.
Dia menegaskan bahwa guru tidak diwajibkan hadir ke sekolah secara fisik apabila siswa sedang libur atau belajar dari rumah, selama tanggung jawab terhadap pembelajaran tetap dijalankan.
“Kalau anak-anak belajar dari rumah, guru juga tidak perlu datang ke sekolah hanya untuk absen. Tapi pembelajaran tetap harus jalan. Kita percaya pada profesionalisme guru,” kata dia.
Terkait kegiatan study tour yang kerap menjadi bagian dari agenda tahunan sekolah, Gus Fawait mengimbau agar pelaksanaannya diprioritaskan di dalam wilayah Kabupaten Jember.
Menurutnya, hal itu tidak hanya lebih efisien, tapi juga berdampak positif bagi pengembangan sektor pariwisata edukatif lokal.
“Silakan study tour, tapi di Jember saja dulu. Banyak tempat bagus yang bisa dikunjungi, dan ini bisa menggerakkan ekonomi warga sekitar. Kita bantu warga kita sendiri,” ujarnya.
Audiensi tersebut berlangsung hangat dan interaktif, dengan para kepala sekolah menyampaikan berbagai persoalan yang dihadapi di satuan pendidikan masing-masing.
Gus Fawait menyambut baik aspirasi tersebut dan menyampaikan komitmen untuk menindaklanjuti setiap permasalahan melalui dinas terkait.
Dengan semangat kolaborasi, Gus Fawait mengajak seluruh kepala sekolah untuk tidak hanya menjadi manajer institusi, tetapi juga menjadi pemimpin perubahan di lingkungannya masing-masing.
“Kepala sekolah bukan hanya mengatur administrasi. Panjenengan adalah agen perubahan. Kalau panjenengan semangat, insyaallah anak-anak kita akan ikut semangat, dan masa depan Jember akan lebih baik,” tutupnya.