Bupati Jember Beberkan Esensi KKN Kolaboratif, Ternyata Ini Tujuannya

KKN Kolaboratif
Detik-detik Bupati Jember melepas Burung Merpati sebagai tanda dilepasnya KKN Kolaboratif ke-2 di Alun-alun Jember. (Foto: Team work)

Brichio.com, JEMBER – Bupati Jember, Hendy Siswanto, membeberkan esensi KKN Kolaboratif yang baru saja diberangkatkan dari Alun-alun Kota pada Senin, 17 Juli 2023.

Menurut Hendy, KKN kolaboratif ini esensinya merupakan sebuah pengabdian dari mahasiswa kepada masyarakat, sekaligus kesempatan emas untuk mengamalkan ilmu yang diperoleh selama belajar di kampus, baik dari buku, dosen, dan sumber lainnya yang relevan.

“Masyarakat menunggu kalian. Di Jember ini lengkap, ada objeknya. Anda mau minta apa, objek di Jember ada semua. Kalian punya ilmu apapun juga bisa diterapkan di Jember ini,” ucap Hendy dalam pelepasan KKN Kolaboratif ke-2.

Lebih detail, Hendy membeberkan berbagai masalah yang ada di wilayah setempat, seperti AKI/AKB dan stunting yang masih tinggi, banyaknya warga yang masih buta huruf, serta kemiskinan ekstrem yang masih belum teratasi dan berbagai masalah pelik lainnya yang juga masih belum tuntas.

Di mana semua masalah tersebut bisa menjadi bahan pertimbangan bagi peserta KKN untuk menyusun program-program kerja di lapangan.

“Maka dari itu, manfaatkan ilmu-ilmu yang didapat dari dosen, amalkan di masyarakat. Mahasiswa ini bagaimana anda siap nanti untuk mengabdikan diri pada negeri ini,” ujar Hendy.

Dia juga menyarankan, setelah wisuda nanti tidak harus menjadi pegawai negeri, melainkan bisa menjadi seorang wiraswasta sesuai dengan pengalaman masing-masing.

“Di Jember tempatnya ada semua untuk menerapkan ilmunya. Manfaatkan apa yang sudah diberikan oleh dosen-dosen. Kami akan mengawal panjenengan semuanya untuk melakukan rangkaian kolaboratif ini,” tandasnya.

Bahkan jika di lapangan nanti mahasiswa menemukan kekurangan berupa pelayanan maupun pembangunan desa, Hendy meminta mereka tidak segan-segan untuk memberikan masukan kepada pemerintah.

“Tolong dikoreksi semua dan berikan satu solusi sehingga ini benar-benar menjadi satu kolaborasi yang total antara pemerintah daerah, mahasiswa, dosen, dan masyarakat,” ungkap Hendy.

Diketahui, jumlah peserta KKN Kolaboratif ke-2 tahun 2023 sebanyak 3.500 orang, berasal dari 16 perguruan tinggi di Kabupaten Jember dan 2 perguruan tinggi lainnya dari Malang dan Surabaya.

“Kami berharap, tahun depan menjadi 5.000 KKN kolaboratif yang ada di Jember. Kami berharap, enggak usah ragu-ragu para rektor, para direktur, enggak usah ragu-ragu mengirim mahasiswanya ke Pemkab Jember ini (mengikuti KKN kolaboratif – red),” pungkas Hendy.

Penulis: Zainul Hasan | Editor: Hermanto