SITUBONDO – Perum Bulog Kancab Bondowoso menargetkan penyerapan jagung petani di wilayah Situbondo mencapai 12.000 ton hingga akhir Desember 2025.
Langkah ini menjadi bagian dari strategi memperkuat ketahanan pangan nasional dan menjaga kestabilan harga komoditas di tingkat petani.
Harga Pembelian Pemerintah (HPP) untuk jagung telah ditetapkan oleh Badan Pangan Nasional (Bapanas) sebesar Rp5.500 per kilogram untuk kadar air (KA) 18–20 persen dan Rp6.400 per kilogram untuk KA 14 persen.
Ketentuan ini menjadi acuan Bulog dalam proses penyerapan dari petani maupun mitra.
“Kalau di petani sekarang, rata-rata harga sudah di atas HPP yang kami temui, termasuk di mitra-mitra,” ujar Wakil Pemimpin Bulog Wilayah Bondowoso–Situbondo, Panji Prasetyo, Rabu (8/10/2025).
Tingginya harga di tingkat petani mencerminkan meningkatnya permintaan pasar terhadap jagung.
Kondisi ini membuat Bulog harus lebih selektif dalam penyerapan sesuai standar kualitas yang telah ditetapkan.
“Bulog Bondowoso terbuka untuk melakukan penyerapan sesuai dengan kualitas yang bisa dibeli, yaitu kadar air 14 persen dan aflatoksin maksimal 50 PPB,” tegas Panji.
Ia juga menepis anggapan bahwa Bulog Bondowoso tidak melakukan pembelian jagung dari petani.
Menurutnya, penyerapan terus berjalan dengan mengacu pada ketentuan Badan Pangan Nasional.
Selain itu, Bulog Bondowoso menggandeng Polres Situbondo untuk memastikan proses penyerapan berjalan aman dan transparan.
“Bulog Bondowoso siap dan akan terus bersinergi dengan Polres Situbondo dalam penyerapan dan pengadaan jagung. Kolaborasi ini penting agar penyerapan berjalan lancar serta memberikan manfaat maksimal bagi petani,” ujarnya.
Panji menegaskan, masyarakat tidak perlu khawatir terhadap ketersediaan jagung.
Bulog terus meningkatkan penyerapan di lapangan untuk memperkuat stok dan menjaga kestabilan pasokan pangan di Situbondo.
(Penulis: Tim Redaksi ZONA INDONESIA)