Wisata  

Dari Ladang ke Wisata: Kisah Warga Coban Talun Mengelola Jip Hutan

Wisatawan asal Kabupaten Jember foto bersama jip Coban Talun, Jumat (19/9/2025). (Foto: Teamwork - ZONA INDONESIA)
Wisatawan asal Kabupaten Jember foto bersama jip Coban Talun, Jumat (19/9/2025). (Foto: Teamwork - ZONA INDONESIA)

KOTA BATU – Perkembangan wisata alam Coban Talun di Kota Batu tidak lepas dari kreativitas warga sekitar yang berhasil mengubah alat kerja mereka menjadi daya tarik wisata, salah satunya dilakukan oleh kelompok pengelola wisata jip yang kini menjadi salah satu ikon destinasi tersebut.

Prasetio, salah seorang pengurus wisata jip Coban Talun, bercerita bahwa ide awal muncul secara tidak sengaja.

Warga yang dulunya berprofesi sebagai petani dan peternak sapi menggunakan kendaraan jip hanya untuk kebutuhan bertani.

Namun, suatu ketika ada tamu yang menanyakan apakah kendaraan itu bisa disewakan.

“Kita belum tahu wisata, akhirnya kita sewakan, tarifnya belum tahu berapa, kita ngikutin aja permintaan tamu,” ungkapnya.

Dari situlah, jalur yang semula dipakai untuk mengangkut rumput pakan ternak beralih fungsi menjadi rute wisata.

Awalnya hanya melayani satu dua tamu, tetapi lama-kelamaan permintaan semakin banyak, warga pun mulai menyesuaikan diri.

Daripada sekadar merumput, mereka memilih memberikan pengalaman berkeliling hutan menggunakan jip.

“Karena semakin ramai, akhirnya tidak merumput lagi, tapi menyenangkan tamu dengan membuatkan rute jip,” jelas Prasetio.

Seiring waktu, jumlah jip bertambah. Warga yang sebelumnya hanya mengandalkan pertanian mulai bergabung untuk mengelola wisata ini.

Kini, hampir semua pengelola merupakan penduduk sekitar.

Hutan yang dulunya hanya menjadi tempat mencari pakan ternak, kini disulap menjadi daya tarik utama yang memperkuat identitas wisata Coban Talun.

Meski pada awalnya mereka bukan pelaku wisata, pengalaman dan jam terbang membuat para driver semakin terampil mengendalikan jip di jalur menantang.

Rasa kebersamaan juga tetap terjaga. Saat tidak ada tamu, sebagian pengelola masih kembali ke ladang atau merawat ternak.

“Kalau tidak ada tamu, kita kembali merumput atau bertani,” ujar Prasetio.

Kerja sama dengan Perhutani juga dijalankan secara resmi melalui perjanjian kerja sama (PKS).

Selain itu, pengelola menyediakan asuransi untuk memberikan jaminan keamanan kepada wisatawan.

Sebagai bentuk tanggung jawab, jalur yang dipakai jip dibedakan dengan jalan petani agar aktivitas pertanian tetap berjalan lancar.

(Penulis: Tim Redaksi ZONA INDONESIA)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *