BANYUWANGI – “Event Battle Sound di Sumbersewu itu sangat sayang jika ditiadakan, Banyuwangi rugi besar,” seloroh ketua Aliansi Masyarakat Peduli Demokrasi (AMPD), Emen, dalam diskusi bertajuk “Politik Ala Kadarnya” di Banyuwangi pada Jumat malam (6/9/2024).
Hal itu menurut Emen sama saja memenggal nilai-nilai historis yang telah mengakar pada dunia sound system di Banyuwangi.
Kendati, baru akhir-akhir ini peminat sound horeg mulai bermunculan dan mengekspresikan diri melalui beragam kegiatan Agustusan.
“Harus kita akui, sebelum setenar sekarang warga Sumbersewu sudah memulai debut perhelatan adu sound system puluhan tahun yang lalu, catatan kami lebih dari dua dekade. Tanpa iring-iringan ke jalan, mereka melakukan itu secara terpusat di lapangan desa, jadi tak ada kamu “terganggu”. Idealnya, penggemar sound bisa hadir, begitu pula yang kurang suka dengan aktivitas itu tidak perlu datang, jadi tidak ada istilahnya terganggu bunyi sound karena terpusat pada satu titik, sifatnya tidak mobile,” jelasnya.
Kendati demikian, gelaran sound system dengan ciri khas 16 Sub itu menurut Emen memiliki value tersendiri.
“Battle Sound di Sumbersewu itu tidak sesederhana orang adu sound saja, mereka memiliki nilai tinggi. Sound-sound yang mereka sewa otomatis naik kelas ketika sudah menginjak rumput venue acara. Harga sewa sound bisa naik berkali lipat setelah sound tersebut terlibat dalam ajang battle sound di Sumbersewu, apalagi penilaian masyarakat atau netizen getol menyuarakannya,” imbuhnya.
Jadi, kata Emen, event Battle Sound Sumbersewu menjadi barometer sekaligus validasi sound horeg berkwalitas.
“Ibaratnya, sound anda belum dapat dikatakan bagus jika belum menjadi buah bibir di Sumbersewu, maka tak heran sound seperti Brewog Audio, Aeromax, Sriwijaya, K5 Maximal, BJ Hunter dan lainnya itu pernah merasakan atmosfer lapangan Sumbersewu. Jadi, acara-acara seperti ini sangat sayang jika ditiadakan. Disinilah pemerintah harus hadir dengan melihat, mendengar dan menggali potensi yang ada,” katanya.
Emen berharap gelaran battle sound di Sumbersewu kedepan mesti mendapat sokongan dari Pemkab Banyuwangi.
“Battle Sound saat ini menjadi rebutan, tidak hanya Sumbersewu saja, beberapa desa lainnya juga ingin menjadi tuan rumah namun mereka tidak memiliki nilai historis, saya rasa battle sound sudah cukup menjadi landmark-nya Desa Sumbersewu. Selain itu, Pemkab Banyuwangi harus membantu dan memfasilitasi kepanitiaan battle sound di sana, misalnya yang menyangkut tata tertib. Banyak sekali hidden gems yang jika dikelola dengan baik sangat berpotensi untuk memberikan kontribusi terhadap PADes maupun PAD. Sekali lagi ini harus dibedakan, Battle Sound bukan ajang keliling sound horeg, ajang ini terpusat di lapangan setempat,” pungkasnya.