Watik Andalkan JKN untuk Dampingi Suami Jalani Cuci Darah Rutin

Watik menunjukkan layanan JKN Mobile. (Foto: Humas BPJS Kesehatan Jember - ZONA INDONESIA)
Watik menunjukkan layanan JKN Mobile. (Foto: Humas BPJS Kesehatan Jember - ZONA INDONESIA)

JEMBER – Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) kembali menjadi penopang hidup bagi masyarakat kecil.

Watik (51), seorang pekerja rumah tangga asal Kecamatan Rambipuji, Kabupaten Jember, mengaku sangat terbantu dengan adanya program ini dalam mendampingi suaminya yang menderita gagal ginjal.

Sejak divonis pada awal 2024, sang suami harus menjalani hemodialisis atau cuci darah dua kali setiap minggu.

Kondisi itu membuat Watik setia menemaninya ke rumah sakit.

“Alhamdulillah, saya terdaftar sebagai peserta JKN mandiri. Suami saya sudah menjalani hemodialisa selama tujuh bulan dengan pengobatan dua kali dalam seminggu. Pengobatan ini berlangsung panjang dan harus dilakukan secara rutin. Beruntung, di Indonesia sudah ada jaminan kesehatan yang memadai untuk penyakit ini,” tutur Watik, Kamis (21/8/2025).

Watik sempat khawatir dengan biaya besar yang harus ditanggung jika tidak ada jaminan kesehatan.

Menurutnya, biaya satu kali cuci darah bisa mencapai Rp1 juta, sementara dalam seminggu dilakukan dua kali.

Belum lagi kebutuhan kantong darah yang mencapai Rp500 ribu per kantong, dan hingga kini suaminya sudah menggunakan sekitar 60 kantong.

“Pada awalnya, saya sempat risau memikirkan biaya karena saya tahu pengobatan hemodialisis sangat mahal dan harus dilakukan secara rutin. Akhirnya kami memanfaatkan Program JKN, dan Alhamdulillah manfaatnya sangat banyak. Saya sangat bersyukur dengan adanya program ini,” ungkapnya.

Watik menyebutkan, seluruh biaya pemeriksaan, kontrol, hingga tindakan hemodialisis ditanggung penuh JKN.

Bahkan, pelayanan yang diterima suaminya, baik di Puskesmas maupun rumah sakit, berjalan lancar tanpa diskriminasi.

“Iuran yang kami bayarkan tidak sebanding dengan manfaat yang kami rasakan. Alhamdulillah, iurannya terjangkau, dan selama mendapatkan pelayanan kesehatan, saya tidak pernah menemui kesulitan yang berarti,” jelas Watik.

Lebih jauh, Watik menilai kemudahan layanan semakin terasa dari waktu ke waktu.

Salah satunya, perpanjangan surat pengantar hemodialisis kini dilakukan otomatis oleh rumah sakit sehingga pasien tidak perlu lagi mengurus ke Puskesmas.

Dia pun berharap Program JKN terus hadir secara berkelanjutan agar masyarakat yang membutuhkan tetap bisa mengakses layanan kesehatan dengan mudah.

“Program JKN ini sangat bagus karena mengusung sistem gotong royong di dalamnya. Peserta yang sehat dapat membantu peserta yang sedang sakit. Terima kasih kepada peserta yang sudah rutin melakukan pembayaran iuran JKN. Mudah-mudahan Program JKN bisa terus memberikan harapan bagi seluruh masyarakat yang telah menjadi pesertanya,” pungkasnya.

(Penulis: Tim Redaksi ZONA INDONESIA)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *