SITUBONDO – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Situbondo berkomitmen untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan di Kota Santri. Salah satunya, yakni mengalokasikan anggaran Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT) ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Besuki.
Di Tahun 2025 ini, Pemkab Situbondo mengguyur RSUD Besuki dengan anggaran DBHCHT mencapai Rp3,5 miliar. Anggaran jumbo itu digunakan untuk memperkuat fasilitas medis di rumah sakit plat merah tersebut.
Perawat RSUD Besuki, Yuli Fatmawati mengatakan, anggaran DBHCHT tersebut salah satunya untuk pengadaan empat unit ventilator baru. Seluruh unit telah ditempatkan di ruang Intensive Care Unit (ICU) RSUD Besuki.
“Alhamdulillah empat alat ventilator baru ini siap digunakan untuk menangani pasien dalam kondisi kritis, khususnya yang mengalami gangguan pernapasan,” ujarnya.
Lebih lanjut, perempuan yang akrab disapa Yuli ini menyampaikan, ventilator merupakan alat vital bagi pasien emergensi. “Ventilator sangat membantu pernapasan pasien yang mengalami sesak atau kegagalan pernapasan. Alat ini menjadi penopang utama bagi pasien-pasien gawat darurat,” ungkapnya.
Sementara itu, Direktur RSUD Besuki, dr Imam Hariyono menyatakan, bahwa penambahan ventilator memberikan dampak besar bagi peningkatan layanan rumah sakit. Terutama bagi pasien penyakit pada paru-paru.
“Alat ventilator baru ini sangat menunjang layanan RSUD Besuki. Sehingga layanan kesehatan di rumah sakit ini semakin meningkat,” ucapnya.
Mantan Kepala Puskesmas Panarukan ini menambahkan, kunjungan pasien ke RSUD Besuki terus meningkat setiap hari. Oleh karena itu, penambahan fasilitas medis sangat diperlukan.
Selain ventilator, Imam menyebut, anggaran DBHCHT juga digunakan untuk pengadaan obat-obatan, serta alat kesehatan sekali pakai yang menunjang operasional pelayanan.
“Kehadirannya mampu menjawab kebutuhan pasien, apalagi RSUD Besuki merupakan rumah sakit rujukan untuk wilayah Situbondo bagian barat,” katanya. (Adv/Nul)












