Ahmad Afandi, S.H.I, M.Pd.I – Pengenalan lingkungan alam pada anak usia dini (AUD) memainkan peran yang sangat penting dalam membentuk karakter dan kesadaran lingkungan yang berkelanjutan. Masa anak usia dini adalah periode penting dalam pembentukan dasar-dasar pemahaman tentang dunia sekitar mereka. Dalam periode ini, anak-anak memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, yang memberikan peluang besar untuk mengajarkan mereka tentang pentingnya menjaga dan melestarikan alam. Pendidikan lingkungan alam pada usia dini tidak hanya membantu anak-anak memahami flora dan fauna, tetapi juga membentuk mereka menjadi individu yang lebih peduli terhadap keberlanjutan lingkungan (Handayani & Ichsan, 2025).
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Gandana, Nugraha, dan Rahmat (2025), konsep ekopedagogik yang diterapkan dalam pendidikan anak usia dini dapat mengembangkan kesadaran peduli lingkungan pada anak. Konsep ini mengintegrasikan pembelajaran tentang alam dengan kegiatan sehari-hari anak-anak. Melalui metode ini, anak-anak tidak hanya belajar tentang lingkungan, tetapi juga menyadari bahwa mereka memiliki tanggung jawab terhadap kelestarian ekosistem. Penanaman nilai-nilai lingkungan sejak dini dapat membentuk pola pikir yang berkelanjutan pada anak-anak, yang dapat berlanjut hingga dewasa.
Pendidikan berbasis pengalaman di luar ruangan menjadi metode yang sangat efektif untuk mengenalkan anak-anak pada alam. Lestari (2025) mengungkapkan bahwa kegiatan daur ulang yang melibatkan anak-anak tidak hanya mengajarkan mereka mengenai pengelolaan sampah, tetapi juga membangun rasa tanggung jawab terhadap lingkungan. Kegiatan seperti ini memberikan pengalaman langsung yang memungkinkan anak-anak untuk mengerti bagaimana keputusan mereka memengaruhi dunia di sekitar mereka. Melalui kegiatan sederhana seperti mengelola sampah organik, anak-anak dapat memahami siklus alam dan pentingnya pengelolaan sumber daya alam secara bijaksana.
Seiring dengan pembelajaran di luar ruangan, sekolah dapat memperkenalkan anak-anak pada konsep-konsep dasar ekologi seperti daur hidup dan rantai makanan. Pembelajaran tentang ekosistem ini dapat membantu anak-anak untuk memahami bagaimana setiap elemen dalam ekosistem memiliki peran yang sangat penting, serta bagaimana manusia berperan dalam menjaga keseimbangan alam (Husain, 2025). Pendidikan seperti ini tidak hanya memperkenalkan anak-anak pada flora dan fauna, tetapi juga memperkenalkan mereka pada konsep-konsep penting tentang keberagaman hayati dan pelestariannya.
Selain itu, pendidikan yang menggabungkan teknologi juga dapat mendukung pengenalan lingkungan alam pada anak usia dini. Media digital, seperti aplikasi edukasi dan permainan interaktif yang berfokus pada isu-isu lingkungan, dapat menjadi cara yang menarik bagi anak-anak untuk belajar tentang topik-topik yang lebih kompleks seperti perubahan iklim dan polusi. Aplikasi dan permainan semacam ini dapat memberikan pengalaman belajar yang menyenangkan, serta memperkenalkan anak-anak pada isu-isu lingkungan global yang penting (Gandana et al., 2025).
Masyarakat juga memiliki peran besar dalam pendidikan lingkungan pada anak-anak. Kolaborasi antara sekolah, orang tua, dan masyarakat dapat menciptakan lingkungan yang mendukung pembelajaran mengenai pelestarian alam. Kegiatan seperti penghijauan atau membersihkan lingkungan yang melibatkan komunitas dapat memperkuat kesadaran lingkungan di kalangan anak-anak dan masyarakat sekitar. Lestari (2025) juga menyarankan bahwa kegiatan seperti ini dapat meningkatkan keterlibatan orang tua dalam pendidikan anak-anak mereka, serta memperkenalkan mereka pada pentingnya berkontribusi pada pelestarian lingkungan.
Selain itu, pendidikan tentang alam dapat membentuk karakter anak-anak untuk menjadi lebih empatik dan peduli terhadap makhluk hidup lainnya. Penelitian yang dilakukan oleh Handayani dan Ichsan (2025) menunjukkan bahwa anak-anak yang memiliki koneksi yang kuat dengan alam cenderung lebih peduli terhadap kesejahteraan makhluk hidup dan lebih responsif terhadap masalah sosial, termasuk perubahan iklim dan kerusakan alam. Hal ini menandakan bahwa pengenalan terhadap lingkungan alam sejak usia dini dapat membentuk individu yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga sosial dan emosional.
Penting untuk diingat bahwa pendidikan lingkungan ini harus disampaikan dengan cara yang sesuai dengan tahap perkembangan anak-anak. Materi yang terlalu kompleks atau terlalu abstrak mungkin sulit dipahami oleh anak usia dini. Oleh karena itu, pembelajaran harus disesuaikan dengan tingkat pemahaman mereka dan menggunakan pendekatan yang menyenangkan, seperti melalui permainan, cerita, dan kegiatan luar ruangan (Husain, 2025). Melalui pendekatan yang menarik ini, anak-anak dapat belajar sambil bermain, yang akan memperkuat pemahaman mereka tentang pentingnya menjaga alam.
Pendidikan lingkungan yang efektif di usia dini tidak hanya membentuk pemahaman tentang ekosistem, tetapi juga membangun keterampilan yang berguna dalam kehidupan sehari-hari, seperti tanggung jawab terhadap kebersihan dan pengelolaan sumber daya alam. Mengajarkan anak-anak untuk mengelola sampah atau memelihara tanaman di rumah adalah contoh dari kegiatan yang dapat memperkenalkan mereka pada konsep keberlanjutan dan peran mereka dalam menjaga alam (Lestari, 2025).
Dengan membekali anak-anak dengan pengetahuan tentang keberagaman hayati, daur hidup, dan pentingnya pelestarian alam, kita tidak hanya membantu mereka memahami dunia alam, tetapi juga mempersiapkan mereka untuk menjadi agen perubahan yang lebih peduli terhadap bumi. Pendidikan yang berbasis pada alam memberikan anak-anak kesempatan untuk mengembangkan empati terhadap makhluk hidup lainnya, serta meningkatkan kesadaran mereka tentang dampak yang ditimbulkan oleh tindakan manusia terhadap alam.
Secara keseluruhan, optimalisasi pengenalan lingkungan alam pada anak usia dini merupakan langkah penting dalam membangun kesadaran lingkungan yang berkelanjutan. Melalui pembelajaran berbasis pengalaman, kolaborasi antara keluarga, sekolah, dan masyarakat, serta penggunaan teknologi yang mendukung, kita dapat menciptakan generasi yang lebih peduli terhadap pelestarian alam. Dengan memberikan pendidikan yang tepat sejak dini, kita tidak hanya membentuk anak-anak yang cerdas secara akademis, tetapi juga anak-anak yang memiliki rasa tanggung jawab sosial yang tinggi terhadap keberlanjutan lingkungan mereka. (*)
Penulis: Ahmad Afandi, S.H.I, M.Pd.I – Dosen PG PAUD FKIP Universitas Jember
*Referensi:
- Handayani, M. S., & Ichsan, I. (2025). Peran Lingkungan Agraris dalam Membentuk Kecerdasan Naturalis pada Anak Usia Dini. Journal of Early Childhood Care and Education. DOI:10.21580/joecce.v5i1.26436.
- Lestari, F. (2025). Penerapan Kegiatan Daur Ulang pada Anak sebagai Strategi Edukatif dalam Menumbuhkan Kesadaran Lingkungan. Dilan Journal. PDF.
- Gandana, G., Nugraha, D., & Rahmat, M. K. (2025). Ekopedagogik dalam Pendidikan Anak Usia Dini: Strategi untuk Mengembangkan Kesadaran Peduli Lingkungan. Jurnal FKIP UNRAM. PDF.
- Husain, I. A. (2025). Peran Green Education dalam Menanamkan Kesadaran Lingkungan Sejak PAUD. Jurnal Huse. DOI:10.64690/jhuse.v1i3.60.
- Barkley, R., & Thorndike, R. (2022). The Impact of Environmental Education on Early Childhood Development. Environmental Psychology Journal, 45(2), 234-250.
- Brown, S. E., & Harper, T. L. (2021). Exploring Ecological Literacy in Early Childhood Education. Journal of Early Childhood Environmental Education, 38(1), 15-30.
- Davies, T., & McKenzie, P. (2021). Engaging Children with Nature: Methods for Early Education Teachers. Ecological Education Review, 11(3), 210-220.
- Johnson, H., & Waller, K. (2023). Sustainability in the Early Years: Green Practices in Early Childhood Education. Journal of Green Education, 12(1), 40-55.
- Latham, A., & Mark, P. (2021). Teaching Environmental Awareness in Preschool Education. Journal of Child Development and Education, 17(2), 133-145.
- Roberts, R., & Green, E. (2021). The Role of Nature in Cognitive and Emotional Development in Children. Early Childhood Education and Development, 34(4), 295-305.












