Minim Pemahaman Tentang J-MBAKO, Banyak Stakeholder di Jember Berhasil Membingungkan

Ratusan operator PPAT
Ratusan operator PPAT mengikuti capacity building di Ballroom Hotel Luminor. (Foto: Diskominfo Jember for Brichio.com)

Brichio.com, JEMBER – Dalam upaya meningkatkan efektivitas pelayanan pembayaran pajak online di Kabupaten Jember, operator Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT) tengah mengikuti proses peningkatan kemampuan dan keterampilan (Capacity Building).

Kegiatan ini diadakan oleh Pemerintah Kabupaten Jember melalui Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) di Balroom Hotel Luminor, Kecamatan Kaliwates, Selasa (4/7/2023).

Aplikasi yang digunakan dalam proses ini adalah J-MBAKO, yang berfungsi untuk pengurusan Bea Perolehan Hak Tanah dan Bangunan (BPHTB) yang dilakukan oleh notaris PPAT.

Sebagaimana diketahui, BPHTB merupakan salah satu komponen pendapatan asli daerah (PAD) yang masih perlu lebih ditingkatkan.

Menurut Kepala Bapenda Jember, Hadi Sasmito, pungutan pajak selama ini pada transaksi jual beli tanah masih menggunakan nomor pokok wajib pajak daerah (NPWPD).

Namun, Hadi bakal mencanangkan untuk mengoptimalkan pungutan pajak ini dengan menggunakan aplikasi J-MBAKO di setiap PPAT.

Meskipun aplikasi J-MBAKO memiliki kualitas yang tak kalah bagus, banyak stakeholder yang masih kurang memahami cara penggunaannya.

Beberapa bahkan mengira bahwa aplikasi ini hanya digunakan untuk pembayaran pajak bumi dan bangunan (PBB) saja.

Padahal, aplikasi J-MBAKO memiliki banyak fitur dan ruang yang dapat dimanfaatkan oleh notaris dan PPAT.

Oleh karena itu, Hadi merasa perlu untuk meningkatkan kapasitas setiap operator notaris, PPAT, dan operator kecamatan agar mereka memahami secara lebih baik manfaat serta kegunaan dari aplikasi J-MBAKO.

Hadi menekankan bahwa jika tidak ada peningkatan pemahaman ini, transaksi jual beli tanah dapat berjalan lancar, tetapi penerimaan PAD dari sektor BPHTB akan terlambat.

“Hal ini tentu saja tidak sesuai dengan target yang telah ditetapkan dan disepakati antara eksekutif dan legislatif,” ucap Hadi.

Dengan demikian, upaya untuk mengedukasi para stakeholder tentang J-MBAKO menjadi sangat penting.

Penulis: Zainul Hasan | Editor: Hermanto