JEMBER – Kerusakan parah pada jembatan penghubung antara Desa Gumelar dan Desa Balung Lor, Kecamatan Balung, Kabupaten Jember, yang telah berlangsung selama berbulan-bulan menuai keluhan dari warga.
Hingga kini, belum ada tanda-tanda perbaikan dari Pemerintah Kabupaten Jember, meskipun jembatan tersebut menjadi akses utama bagi masyarakat setempat dalam beraktivitas sehari-hari.
Keresahan warga semakin meningkat lantaran kondisi jembatan yang dinilai membahayakan keselamatan pengguna jalan.
Beberapa warga bahkan telah menyampaikan keluhan kepada DPRD Jember, berharap agar pemerintah daerah segera bertindak melalui Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga dan Sumber Daya Air (DPUBMSDA) untuk memperbaiki jembatan tersebut.
Menanggapi keluhan itu, Komisi C DPRD Jember langsung merespons dan melakukan tinjauan lapangan.
Ketua Komisi C DPRD Jember, Ardi Pujo Prabowo, menyampaikan bahwa pihaknya menerima laporan langsung dari masyarakat mengenai kondisi jembatan yang rusak parah.
Setelah menerima laporan tersebut, Ardi segera turun ke lokasi untuk melakukan pengecekan langsung terhadap kondisi jembatan.
Hasilnya, dia menemukan adanya lubang besar yang menganga di bagian badan jembatan, yang dinilai sangat membahayakan, khususnya bagi kendaraan roda empat yang melintas.
“Memang ada lubang cukup besar, dan jika dibiarkan sangat berbahaya,” ungkapnya.
Jembatan tersebut diketahui merupakan akses yang menghubungkan dua desa, yakni Desa Gumelar dan Desa Balung Lor.
Keberadaan jembatan ini sangat vital bagi mobilitas warga sekitar, termasuk untuk kebutuhan ekonomi, pendidikan, dan pelayanan sosial lainnya.
“Apalagi setelah kami cek, status jembatan ini adalah aset dari Pemerintah Kabupaten Jember,” jelasnya.
Komisi C DPRD Jember juga telah melakukan koordinasi langsung dengan DPUBMSDA untuk mencari solusi secepatnya terkait kerusakan tersebut.
Menurut Ardi, tingkat kerusakan pada jembatan sudah cukup parah sehingga saat ini tidak memungkinkan lagi untuk dilalui kendaraan roda empat.
“Lubangnya hampir setengah jembatan, ini berbahaya dan tidak bisa dilalui kendaraan roda empat,” tegasnya.
Selain menyoroti kondisi jembatan, Komisi C DPRD Jember juga menyoroti kerusakan pada saluran irigasi pertanian yang berada di sekitar kawasan tersebut.
Ardi menyebut, kondisi saluran irigasi sudah jebol, dan apabila tidak segera diperbaiki, dikhawatirkan akan menyebabkan banjir di pemukiman warga saat musim hujan tiba.
“Kalau tidak segera diperbaiki dampaknya sangat besar sekali bagi masyarakat,” ujarnya.
Berdasarkan hasil tinjauan dan koordinasi yang telah dilakukan, Komisi C DPRD Jember meminta agar Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait segera menindaklanjuti laporan warga dan melakukan perbaikan terhadap jembatan serta sistem irigasi yang rusak.
Ardi menegaskan bahwa permasalahan ini tidak boleh dibiarkan berlarut-larut karena menyangkut keselamatan dan kenyamanan warga.
“Setelah kami koordinasikan, laporan ini hendaknya segera ditindaklanjuti karena ini sangat mengganggu masyarakat kalau dibiarkan,” pungkas Ardi.
Dengan berbagai temuan di lapangan dan keluhan yang terus berdatangan dari masyarakat, tekanan terhadap pemerintah daerah untuk segera melakukan tindakan nyata dalam memperbaiki infrastruktur yang rusak semakin kuat.
Warga berharap agar Pemkab Jember tidak menunda-nunda lagi proses perbaikan demi keselamatan dan kelancaran aktivitas mereka.