BONDOWOSO – Proses evakuasi remaja asal Jember bernama Fahrul Hidayatullah (18) yang jatuh ke jurang di kawasan Gunung Saeng, Desa Sumberwaru, Kecamatan Binakal, Kabupaten Bondowoso, diwarnai ketegangan.
Bukan semata karena medan berat dan cuaca buruk, tapi juga karena dugaan tindakan arogan dari oknum anggota Polres Bondowoso terhadap sejumlah jurnalis dan anggota Basarnas.
Korban yang akrab disapa Baim itu dilaporkan jatuh ke jurang pada Kamis (1/5/2025), sedangkan proses evakuasi baru rampung setelah berlangsung selama empat hari.
Medan terjal Gunung Saeng yang berada di gugusan Pegunungan Argopuro sisi timur dan memiliki ketinggian 1.559 meter di atas permukaan laut, menyulitkan tim SAR gabungan dalam proses penyelamatan.
Namun dalam proses evakuasi, suasana di lapangan sempat memanas lantaran adanya perlakuan tidak menyenangkan dari oknum kepolisian terhadap sejumlah wartawan dan petugas Basarnas.
Ichuk S Widarsa, wartawan media detik.com, mengungkapkan dirinya dihalangi saat akan mendokumentasikan proses evakuasi.
“Saya saat menunggu di sekitaran hutan dekat Ponkesdes Binakal, bermaksud mengambil foto dokumentasi berita. Tiba-tiba, wartawan dilarang mengambil gambar dan video sembari mengangkat tongkat. Dengan nada mengancam,” katanya saat dikonfirmasi, Minggu (4/5/2025).
Bahkan, kata Ichuk, salah seorang anggota Basarnas juga sempat menjadi korban tindakan kasar.
“Saya juga melihat orang (petugas) Basarnas, sempat didorong oleh oknum polisi tersebut sampai jatuh,” ucapnya.
Ilham Wahyudi, wartawan Radar Ijen Jawa Pos, juga mengalami hal serupa. Ia menuturkan bahwa dirinya dibentak saat akan mengambil gambar dari jarak aman.
“Padahal posisi teman-teman wartawan semuanya tidak di tengah jalur evakuasi. Namun di pinggir kanan-kiri jalan dengan jarak sekitar lima meter. Terus dibentak-bentak, tak boleh ambil gambar,” ujarnya.
Ilham juga menirukan ucapan kasar dari oknum polisi, “Kami tak urus media, tak pentung kamu, jika memaksa.”
Ketua Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI) Tapal Kuda, Tomy Iskandar, menyatakan pihaknya sudah menyampaikan somasi tertulis ke Polres Bondowoso.
“Kami menyayangkan adanya kejadian ini. Kami pun juga bertugas sesuai aturan,” katanya.
Tomy yang juga jurnalis dari Indosiar dan SCTV menyebut, sebelum mengirimkan somasi resmi, pihaknya sempat berkomunikasi secara lisan dengan Kasubag Humas Polres Bondowoso, IPTU Bobby Siswanto.
“Tadi kami berkomunikasi dengan Kasubag Humas Polres Bondowoso. Disampaikan bahwa pihaknya akan menyampaikan hal ini ke pimpinan (Kapolres Bondowoso),” ujar Tomy.
Pengakuan serupa datang dari anggota Basarnas Jember yang meminta namanya tidak ditulis.
Dia menyebut pengambilan dokumentasi oleh petugas SAR juga sempat dilarang oleh oknum polisi.
“Memang benar tadi ada kejadian itu. Dialami rekan-rekan wartawan dan juga salah satu anggota kami. Padahal kami sudah sampaikan untuk dokumentasi laporan dan kami bertugas berseragam,” tuturnya.
Hingga saat ini, belum ada keterangan resmi dari pihak kepolisian terkait dugaan tindakan arogan yang dilakukan oleh anggotanya selama proses evakuasi.
Sementara korban akhirnya berhasil dievakuasi dalam kondisi meninggal setelah upaya panjang yang melibatkan tim SAR gabungan dari berbagai daerah.