JEMBER – Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Kabupaten Jember meminta pihak terkait untuk menutup simpang tiga di depan Hotel Bandung Permai, seperti halnya penutupan simpang empat Argopuro yang sudah dilakukan lebih dulu pada 4 Juli 2025.
Permintaan ini disampaikan langsung oleh Ketua DPC PKB Jember, Ayub Junaidi, yang menilai bahwa penutupan sejumlah titik lampu merah di kawasan pusat kota akan sangat membantu kelancaran arus lalu lintas.
Ayub menyebut bahwa kebijakan penutupan simpang empat Argopuro oleh Dishub Jember sejauh ini masih dalam tahap percobaan dan perlu dievaluasi, namun dia menyambut baik langkah tersebut dan berharap dapat diperluas ke titik lainnya yang dianggap rawan kemacetan.
“Setelah dilakukan penutupan (simpang empat Argopuro – red), kita bisa melihat bagaimana jalan itu tanpa ada hambatan dan menjadi lebih lancar,” ujar Ayub, Rabu (9/7/2025).
Dia memaparkan bahwa DPC PKB Jember mendukung penuh kebijakan yang membuat arus lalu lintas menjadi lebih efisien, terutama di jalur poros utama kota.
Oleh karena itu, selain Argopuro, pihaknya juga meminta Dishub untuk segera menutup simpang tiga di depan Hotel Bandung Permai, karena dinilai sering menimbulkan penumpukan kendaraan akibat keberadaan lampu merah.
“Lampu merah cukup di Mangli saja, selebihnya tidak. Di kota besar itu rata-rata memang tidak banyak lampu merah, contohnya saja di Surabaya,” jelasnya.
Menurut Ayub, terlalu banyak lampu lalu lintas di pusat kota justru membuat waktu perjalanan warga menjadi tidak efisien.
Ayub mencontohkan kondisi di Jalan Imam Bonjol sebelum dan sesudah adanya penutupan simpang.
Dulu, kata dia, kemacetan sering terjadi akibat lampu merah, bahkan antrean kendaraan bisa mengular hingga depan kantor PCNU Jember, terutama pada jam sibuk pagi dan sore.
“Itu makan waktu, baik pagi atau sore. Dengan penutupan itu, akhirnya sekarang lancar,” imbuhnya.
Dengan pengalaman tersebut, Ayub menilai bahwa penataan lalu lintas di pusat kota harus mempertimbangkan efisiensi dan kelancaran.
Untuk itu, dia berharap Dishub Jember lebih berani mengambil langkah-langkah terukur, termasuk menutup beberapa titik persimpangan yang justru menjadi sumber kemacetan.
Menurutnya, sistem lalu lintas yang lebih terbuka tanpa banyak hambatan justru akan membuat mobilitas masyarakat menjadi lebih baik dan cepat.
Dukungan dari PKB ini sekaligus menjadi masukan bagi pemerintah daerah agar tidak ragu dalam melakukan rekayasa lalu lintas demi kepentingan umum.
“Untuk jalan poros utama, saya sangat mendukung untuk penutupan itu,” pungkas Ayub.