Brichio.com, JEMBER – Dibalik Karnaval budaya di Desa Lampeji, Kecamatan Mumbulsari, Kabupaten Jember, Jawa Timur, ada ratusan UMKM yang tersenyum girang.
Betapa tidak, berkat adanya kegiatan ini, dagangan mereka ludes diserbu pembeli, padahal stok yang disediakan sudah dua kali lipat lebih banyak dibanding hari biasanya.
“Alhamdulillah, dagangan saya laris manis. Dari pertama datang sudah ramai tadi. Jadi gak sampai setengah hari sudah laku semua. Padahal saya sedia stok lebih banyak dari yang biasanya,” ucap penjual pentol, Sadikin.
Hal senada dikatakan pedagang Es Keliling asal Desa Mayang, Hadhari. Menurutnya, karnaval budaya ini merupakan event yang sangat dinantikan oleh masyarakat, sebab berdampak positif bagi pedagang kecil.
“Dengan begini, ekonomi masyarakat bisa cepat pulih. Usaha kecil pasti lancar. Apalagi yang nonton karnaval ribuan seperti ini,” ujarnya.
Di sisi lain, Kepala Desa Lampeji, Arie Wahyudi, mengaku senang jika masyarakat merasakan manfaatnya secara langsung.
“Ini sebagaimana harapan Bapak Bupati Hendy, bahwa setiap kegiatan itu hendaknya dilakukan di ruang terbuka. Tujuannya agar terjadi perputaran ekonomi. Dapat memberdayakan UMKM,” ungkapnya.
Selain mendongkrak ekonomi, karnaval budaya ini juga menjadi event yang dapat memicu kreativitas masyarakat, terutama anak-anak dan generasi muda.
“Kegiatan ini juga jadi kesempatan merajut tali silaturahmi antar beberapa komunitas. Tadi ada beberapa saudara-saudara dari perguruan silat juga. Kami senang karena mereka rukun. Harapannya, ke depan Desa Lampeji semakin aman dan damai,” pungkasnya.
Karnaval budaya bertajuk Bhineka Tunggal Ika tersebut digelar dalam rangka memperingati hari ulang tahun (HUT) ke-78 Kemerdekaan Republik Indonesia, berlangsung pada Minggu, 10 September 2023.
Peserta karnaval berangkat dari lapangan Dusun Kemirisongo, berjalan melewati Dusun Curahlaos, Sumberagung, Peji Mangar, dan finish di lapangan Desa Lampeji.
Peserta terdiri dari 12 lembaga pendidikan di desa setempat mulai SD, MI, SMP, hingga seluruh RT/RW dan ribuan masyarakat sekitar.
Penulis: Zainul Hasan | Editor: Hermanto