Selasa, 18 Maret 2025 – Pasar rumput laut di dunia sebagai berikut, China, Jepang, Amerika, Eropa, Korea, Australia, Thailand, Malaysia dan Singapura.
Dahsyat, hanya satu kata itulah yang terucap dari mulut saya ketika Direksi Bandar Laut Dunia (Balad) Grup presentasi agenda budidaya rumput laut.
Ternyata, cashflow-nya jauh, jauh, jauh sekali lebih hebat dari tambang batubara apalagi cuma tambang nikel.
Setelah presentasi Direksi Bandar Laut Dunia Grup itu saya putuskan untuk segera ekspansi besar-besaran di usaha budidaya rumput laut.
April nanti, saya akan menjelajah sembilan negara, khusus untuk memasarkan rumput laut dan tiga negara untuk memasarkan lobster.
Tiga negara untuk memasarkan lobster, yaitu China, Jepang dan Amerika.
Sementara itu, sembilan negara untuk memasarkan rumput laut, yakni China, Jepang, Amerika, Eropa, Korea, Australia, Thailand, Malaysia, dan Singapura.
Tentu anjangsana usaha saya ke sembilan negara bukan hanya bicara rumput laut, melainkan dua jenis usaha. Pertama perikanan budidaya, kedua perikanan tangkap.
Namun, fokus utama kontrak jual beli yang saya kejar adalah lobster dan rumput laut.
Saya akan datang ke sembilan negara dengan satu identitas, yaitu pemilik budidaya rumput laut terbesar di dunia dengan 50 ribu hektare.
Dengan identitas tersebut, sangat mudah bagi saya untuk memanggil para pengusaha rumput laut dunia hadir menyambut dan bertemu saya di negara mereka.
Saya akan hadir ke sembilan negara dengan membawa Kebanggaan Indonesia, negara ekuator khatulistiwa.
Penulis: Owner Balad Grup, HRM. Khalilur R Abdullah Sahlawiy