Sosialisasikan PMT Seharga Rp10 Ribu, DP3AP2KB Situbondo Gandeng FKKS

Narasumber dari FKKS menyampaikan materi dalam acara talkshow cegah stunting dengan pengasuhan dan nutrisi yang tepat bersama kader dashat. (Foto: Teamwork - ZONA INDONESIA)
Narasumber dari FKKS menyampaikan materi dalam acara talkshow cegah stunting dengan pengasuhan dan nutrisi yang tepat bersama kader dashat. (Foto: Teamwork - ZONA INDONESIA)

SITUBONDO – Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Situbondo menggelar talkshow cegah stunting dengan pengasuhan dan nutrisi yang tepat bersama kader dashat (dapur sehat atasi stunting), Kamis, 21 Agustus 2025.

Kegiatan yang berlangsung di Aula Lantai II Pemkab Situbondo itu dihadiri oleh Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP-PKK) tingkat kabupaten, kecamatan, desa, kader dasar PKK hingga keluarga beresiko stunting.

Kepala DP3AP2KB Situbondo, Muhammad Imam Darmaji melalui Kabid Pengendalian Penduduk Danik Sumartini mengatakan, bahwa DP3AP2KB Situbondo menggandeng FKKS (Forum Komunitas Kuliner Situbondo) dalam menyelenggarakan talkshow tersebut.

“Acara ini bertujuan untuk mengkolaborasikan kegiatan pencegahan dan penanganan stunting mulai dari tingkat kabupaten hingga desa berjalan dengan baik,” ucapnya.

Lebih lanjut, perempuan yang akrab disapa Danik ini mengungkapkan, DP3AP2KB Situbondo sengaja melibatkan kader dasar dalam talkshow ini.

Harapannya, mereka bisa mengedukasi masyarakat untuk membuat makanan sehat dengan nominal hanya Rp10 ribu.

“Kader dasar di sini nanti praktik membuat makanan yang akan diberikan kepada keluarga beresiko stunting, bagaimana dengan uang Rp10 ribu sudah bisa memenuhi kebutuhan nutrisi anak beresiko stunting,” bebernya.

Menu makanan bergizi ini, kata Danik, seperti sushi nasi ikan kelor, srik kentang dan bubur sop daging.

“Menu-menu PMT (pemberian makanan tambahan -red) ini sangat mudah dibuat. Kader dasar kita ajari membuat makanan itu, dan disosialisasikan kepada masyarakat,” tegasnya.

Danik mengakui, angka prevalensi stunting Kabupaten Situbondo mengalami peningkatan dari tahun kemarin.

“Prevalensi stunting kita ada diangka 10,6 persen, ini naik bila dibandingkan dengan tahun 2024. Jadi kita harus berkolaborasi bersama untuk menangani stunting. Mari kita bersama-sama menurunkan stunting di Kabupaten Situbondo,” ungkapnya.

Danik membeberkan, kenaikan prevalensi stunting disebabkan oleh beberapa faktor, dantaranya pola asuh yang kurang baik, dan kurangnya nutrisi pada ibu hamil, ibu menyusui, serta Balita.

“Kebanyakan orang tua atau ibu hamil kita itu kurang memahami nutrisi-nutrisi yang dibutuhkan saat hamil, dan menyusui. Bahkan cara pengasuhannya itu juga kurang paham,” pungkas Kabid Pengendalian Penduduk DP3AP2KB Situbondo.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *