Terowongan Mrawan dan Garahan Jember Bakal Dibangun Baru Setelah 110 Tahun Digunakan

Kereta api melintas di rel terowongan Mrawan. (Foto: BPT Surabaya for zonaindonesia.co.id)
Kereta api melintas di rel terowongan Mrawan. (Foto: BPT Surabaya for zonaindonesia.co.id)

JEMBER – Setelah lebih dari satu abad digunakan, dua terowongan kereta api legendaris di Kabupaten Jember, yakni Terowongan Mrawan dan Terowongan Garahan, akan dibangun ulang oleh Balai Teknik Perkeretaapian (BTP) Kelas I Surabaya, Direktorat Jenderal Perkeretaapian (DJKA) Kementerian Perhubungan.

Kedua terowongan yang dibangun oleh perusahaan kereta api Hindia Belanda Staatsspoorwegen pada 1901 dan rampung pada 1910 itu saat ini masih berfungsi dengan baik.

Terowongan Garahan memiliki panjang 113 meter, sementara Terowongan Mrawan mencapai 690 meter.

Meski secara keseluruhan kondisi keduanya masih aman dilewati kereta api, beberapa kendala teknis membuat rencana pembangunan baru menjadi prioritas.

Di Terowongan Mrawan, misalnya, terjadi perembesan air yang memerlukan sistem drainase khusus.

Perawatan telah dilakukan sejak 2021 hingga 2024, namun sifatnya hanya sementara.

Mengingat usia konstruksi yang sudah lebih dari 110 tahun dan adanya saluran sungai di atasnya, BTP Surabaya menilai pembangunan terowongan baru adalah langkah tepat demi keamanan dan kelancaran perjalanan.

Rencana pembangunan ini telah masuk dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2025–2029.

Prosesnya akan diawali dengan studi kelayakan pada 2026–2027, dilanjutkan pengerjaan fisik pada 2028, dan ditargetkan rampung pada 2029.

Selain tercatat dalam RPJMN, proyek ini juga menjadi bagian dari Rencana Strategis BTP Surabaya 2025–2030.

Pembangunan ulang Terowongan Mrawan dan Garahan tidak hanya ditujukan untuk meningkatkan keselamatan perjalanan kereta api, tetapi juga untuk mendukung hilirisasi ekonomi.

Dengan infrastruktur baru, diharapkan jalur pengiriman barang menggunakan kereta api menuju ujung timur Pulau Jawa dapat lebih lancar, sehingga mendorong pertumbuhan ekonomi kawasan.

Saat ini, kedua terowongan tersebut masih melayani perjalanan kereta api reguler dengan pembatasan kecepatan sesuai standar keamanan.

Nantinya, jika revitalisasi selesai, jalur ini akan mampu mengakomodasi lalu lintas kereta yang semakin padat dan menjadi penopang konektivitas logistik di Jawa Timur.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *