ZONAINDONESIA.CO.ID – Indonesia dikenal sebagai negara kepulauan dengan kekayaan laut yang melimpah. Laut bukan hanya menjadi sumber pangan dan energi, tetapi juga penghidupan utama bagi jutaan nelayan tradisional di seluruh Nusantara. Namun, ancaman overfishing atau penangkapan ikan secara berlebihan kini menjadi masalah serius yang mengancam kelestarian sumber daya laut dan masa depan masyarakat pesisir.
Overfishing terjadi ketika ikan dan biota laut ditangkap melebihi kemampuan regenerasi alaminya. Fenomena ini diperparah oleh masuknya kapal-kapal industri berskala besar, penggunaan alat tangkap tidak ramah lingkungan, serta lemahnya pengawasan terhadap aktivitas penangkapan. Akibatnya, populasi ikan terus menurun, ukuran ikan yang tertangkap mengecil, dan banyak spesies mengalami tekanan ekosistem yang tinggi.
Nelayan tradisional adalah pihak yang paling terdampak dalam situasi ini. Dengan alat tangkap sederhana dan wilayah tangkap terbatas, mereka kesulitan bersaing dengan kapal-kapal modern yang mampu menjangkau zona perikanan lebih dalam dan luas. Banyak nelayan harus melaut lebih jauh dan lebih lama demi memperoleh hasil tangkapan yang cukup untuk bertahan hidup.
Penurunan hasil tangkap ini berbanding lurus dengan meningkatnya biaya operasional, membuat kehidupan nelayan semakin tertekan. Kondisi ini menunjukkan bahwa isu overfishing tidak hanya soal lingkungan, tetapi juga tentang keadilan sosial dan ekonomi.
Ketimpangan akses terhadap sumber daya laut antara pelaku industri besar dan nelayan tradisional menciptakan ketidakseimbangan struktural yang harus segera diatasi. Pemerintah dan pemangku kebijakan perlu merespons dengan langkah konkret dan berkelanjutan.
Beberapa kebijakan strategis yang dapat dilakukan antara lain:
- Penguatan Regulasi Penangkapan Ikan: Penetapan kuota tangkap, zonasi wilayah perikanan, serta pelarangan alat tangkap merusak harus ditegakkan secara konsisten.
- Pemberdayaan Nelayan Tradisional: Akses terhadap teknologi ramah lingkungan, modal usaha, dan pelatihan pengelolaan sumber daya laut secara berkelanjutan perlu diperluas.
- Diversifikasi Ekonomi Pesisir: Pengembangan sektor ekonomi alternatif seperti budidaya laut, ekowisata bahari, dan industri pengolahan hasil laut dapat mengurangi ketergantungan terhadap perikanan tangkap.
- Pengawasan dan Penegakan Hukum: Penguatan kapasitas pengawasan laut, termasuk melalui kerja sama komunitas nelayan dalam sistem pengawasan berbasis masyarakat (community-based surveillance), menjadi kunci pengendalian overfishing.
Di tengah situasi krisis ekologi laut, Indonesia perlu mengadopsi pendekatan pembangunan biru (blue economy) yang menempatkan keberlanjutan sebagai prinsip utama pengelolaan laut. Pendekatan ini tidak hanya mempertimbangkan aspek ekonomi, tetapi juga kelestarian ekosistem dan keadilan sosial bagi pelaku kecil seperti nelayan tradisional.
Kesimpulannya, ancaman overfishing bukan sekadar masalah konservasi, tetapi menyentuh langsung hajat hidup masyarakat pesisir. Menyelamatkan sumber daya laut berarti menyelamatkan masa depan nelayan tradisional dan generasi yang akan datang. Dibutuhkan kebijakan yang progresif, kolaboratif, dan berbasis bukti ilmiah agar laut tetap menjadi sumber kehidupan, bukan sumber konflik dan ketimpangan.
Penulis: Nuril Fajar Sidqin, Mahasiswa Jurusan Ekonomi Pembangunan, Universitas Muhammadiyah Malang